TEMPO.CO, London- Ahmed Gaddaf al-Dam, mantan pejabat paling senior dari klan Kolonel Muammar Qaddafi, pemimpin Libya yang tewas pada 2011, mengingatkan ihwal rencana kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau Negara Islam (ISIS/IS) mengulangi tragedi 11 September 2001 di Eropa dalam kurun dua tahun ke depan.
Untuk mewujudkan rencana "9/11" itu, ISIS diduga telah merekrut banyak orang yang akan menjadi imigran dengan memasuki wilayah Eropa dari Libya. Mereka dijanjikan mendapatkan "perawan kulit putih".
"Mereka dibawa ke kamp dan diubah menjadi tentara. Mereka memberikan serdadu-serdadu itu uang, bercerita kepada mereka tentang Allah dan surga dan banyak perawan kulit putih yang menanti mereka di sana," ujar Ahmed Gaddafi al-Dam mengutip ucapan ISIS kepada para imigran seperti dikutip dari Daily Mail, 2 Maret 2015.
Pada masa pemerintahan Qaddafi, Ahmed menjabat pejabat intelijen Libya. Ia kini hidup sebagai pelarian politik di Kairo, Mesir. Menurut Ahmed, sekitar setengah juta migran akan berlayar dari Libya ke pelabuhan-pelabuhan Eropa tahun ini. Dari jumlah itu, terdapat ribuan teroris binaan ISIS yang akan menyerang Eropa dengan skala yang sama beratnya dengan serangan 9/11.
Setelah itu, ISIS mengancam akan membuat nasib Eropa sama dengan Afrika Utara, yang jatuh dalam kekacauan dan pertumpahan darah.
Tragedi 9/11 atau 9 September 2001 mengacu pada peristiwa penghancuran gedung kembar World Trade Centre di Amerika Serikat. Pelakunya menabrakkan pesawat sipil yang telah dibajak oleh sekelompok teroris ke gedung itu. Tragedi ini menewaskan lebih dari 2 ribu orang.
DAILY MAIL | MECHOS DE LAROCHA
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
1 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
20 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
21 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
30 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
31 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
32 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
32 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
33 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
33 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
33 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya