Satinah, Judi Nasib, dan Harapan Baru Raja Arab

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 5 Februari 2015 23:08 WIB

Aktris seksi Julia Peres (kiri) bersama puluhan aktiivis dari Migrant Care menggelar doa bersama lintas agama bertajuk Save Satinah, di Bunderan HI, Jakarta, (1/4). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Pergantian tampuk pemerintahan di Arab Saudi diharapkan membawa angin positif bagi pekerja Indonesia yang terancam hukuman mati. Raja Salman, raja baru Arab Saudi, yang menggantikan Raja Abdullah yang wafat beberapa waktu lalu diharapkan memberi remisi kepada sejumlah terpidana hukuman mati.

Serorang di antaranya adalah pekerja migran Indonesia, Satinah. "Dari beberapa upaya kita meminta pemaafan dari raja, kita berharap dalam satu dua hari ini bisa mendapat kabar positif terkait pemulangan tenaga kerja kita yang divonis hukuman mati, Satinah," kata Wakil Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Sunarko di Ruang Palapa, Pejambon, Jakarta, Kamis 5 Februari 2015.

Satinah binti Jumadi Amad adalah seorang pekerja migran Indonesia asal Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pada 2011 Satinah divonis hukuman mati oleh Pengadilan Buraidah, Arab Saudi.

Ia mengakui telah membunuh majikannya, Nurah binti Muhammad Al Gharib, 70 tahun dan mengambil uang milik korban sejumlah 37.970 riyal Arab Saudi atau sekitar Rp 119 juta. Semula Satinah divonis dengan hukuman mati mutlak (had ghillah).

Lalu, turun menjadi hukuman mati qishas dengan hukuman mati terhadap Satinah rencananya dilaksanakan pada Agustus 2011. Tetapi tenggat waktu diperpanjang hingga beberapa kali.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan kasus perdata atau hukuman mati terhadap Satinah telah selesai. Ini setelah pihak keluarga memberi maaf dengan tuntutan uang diyat sebesar tujuh juta riyal atau sekitar Rp 23,5 miliar.

Meski demikian Satinah masih harus menjalani hukuman pidananya. "Biasanya, pemerintahan baru memberi remisi kepada terpidana, dengan harapan itulah Satinah yang telah menjalani sebagian besar hukumannya, diharapkan bisa segera dibebaskan," kata Iqbal.

NATALIA SANTI

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

5 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

4 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

4 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

5 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

6 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

6 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

12 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

13 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

16 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya