Seorang pejuang Negara Islam (ISIS) mengacungkan pisai disampin wartawan Jepang Kenji Goto dari video yang di keluarkan oleh ISIS yang tidak diketahui letak pengambilan gambarnya, 31 Januari 2015. Dalam pernyataannya, anggota ISIS tersebut menuduh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe turut menjadi bagian dalam perang dengan mereka. REUTERS/Site Intel Group via Reuters TV
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria Irak, Basil Ramadan, 60 tahun, membunuh 7 milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) untuk melakukan balas dendam atas kematian anak lelakinya, Ahmed. Menggunakan senjata api AK-47, Basil menembakkan pelurunya ke sekelompok milisi ISIS di sebuah pos pemeriksaan di ibukota provinsi Tikrit.
Menurut sumber anonim kepada Xinhua, usai membunuh para milisi itu, Basil kemudian membunuh dirinya sendiri. Anaknya tewas dibunuh para milisi ISIS di kawasan Utara Kota Salahudin, Irak sebulan lalu. (Baca:Tolak Dinikahi, ISIS Penggal Kepala 150 Wanita )
Milisi ISIS mengeksekusi Ahmed yang duduk di bangku kuliah itu bersama dengan tujuh lelaki dewasa lain. Mereka dituduh menjadi bagian dari pasukan keamanan Irak.
Basil juga kehilangan anak prianya yang lain pada akhir 2007 karena dibunuh oleh kelompok jaringan teroris Al-Qaeda di Tikrit. Lokasinya sekitar 170 kilometer sebelah Utara Baghdad Ibu kota Irak. (Baca:ISIS Menjual Mayat Jurnalis Amerika Rp 1,2 Triliun)
Selain Basil yang marah kepada ISIS atas kematian putranya, koalisi anti-ISIS juga melakukan serangan sebanyak 27 kali ke milisi ISIS. Serangan yang bertubi-tubi itu menewaskan 76 orang anggota ISIS pada Sabtu 31 Januari 2015.
Satu target yang menjadi sasaran koalisi anti-ISIS ini adalah pabrik tempat militan itu membuat bom mobil di Tal Afar. Hal itu disampaikan Wakil Khusus Presiden untuk Koalisi Global Melawan ISIS Brett McGurk lewat tweetnya.
McGurk juga mengkonfirmasi kematian Abu Maliki dalam serangan koalisinya. Abu Maliki adalah seorang spesialis senjata kimia ISIS di Irak yang pernah bekerja untuk Saddam Hussein.