TEMPO.CO, Jakarta - Para hacker yang mengaku pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) atau Islamic State (IS) mengambil alih akun media sosial Komando Sentral (Central Command-Centcom) Militer Amerika Serikat, Senin, 12 Januari 2015. Hacker itu sempat mem-posting pesan bernada ancaman dan video propaganda bersama beberapa dokumen militer.
Tweet pertama di-posting hacker itu sekitar pukul 12.30 sebelum akhirnya dimatikan sekitar 40 menit sesudahnya. Latar belakang dan profil foto akun Twitter-nya diubah dan terdapat tulisan "CyberCaliphate" dan "Aku Mencintaimu ISIS." Salah satu cuitannya adalah, "Tentara Amerika, kami datang. Awasi belakangmu."
Selain Twitter, yang juga dibajak adalah akun YouTube-nya. Dua media sosial militer itu akhirnya dimatikan. Selain mencuit dan mem-posting video propaganda, ada sejumlah dokumen yang dirilis di Twitter. Beberapa di antaranya terdaftar informasi kontak personel senior militer AS.
Di halaman YouTube Centcom, pendukung ISIS ini mem-posting dua video propaganda dan menambahkan banner "CyberCaliphate" ke dalamnya. Akun YouTube itu akhirnya dimatikan sementara karena dianggap melakukan pelanggaran berat terhadap pedoman YouTube.
Juru bicara Komando Sentral mengkonfirmasi bahwa akun media sosial mereka diretas, dan mengatakan akun itu telah dimatikan sementara sembari insiden ini diselidiki lebih lanjut. "Jaringan Operasi Militer Centcom tidak terganggu dan tidak ada dampak bagi operasional US Central Command," demikian bunyi pernyataannya. Centcom berjanji akan mengoperasikan lagi akun Twitter dan YouTube-nya secepat mungkin. "Kami melihat ini murni sebagai kasus cybervandalism."
Para pejabat militer menambahkan, penilaian awal mereka adalah tidak ada informasi rahasia yang telah di-posting. Bahan yang sudah di-posting itu tidak berasal dari server atau media sosial Centcom. Mereka akan memberi tahu Departemen Pertahanan dan pihak penegak hukum tentang dibocorkannya data pribadi dan memastikan bahwa mereka yang terkena dampak akan diberi tahu secepat mungkin.
Hampir semua dokumen yang di-posting adalah bahan yang sudah tersedia untuk umum secara online, tapi insiden tersebut tetap memalukan militer AS. Selama ini, Centcom mengawasi operasi militer AS terhadap ISIS dan sering mem-posting video serangan udara dalam akun media sosial Centcom.
WASHINGTONPOST.COM | ABDUL MANAN
Berita Lainnya
Teroris di Supermarket Paris Terlibat ISIS
Senjata Peneror Paris Ini Gampang Dibeli
Ratusan Warga Afganistan Puji Penyerang Charlie
Pengunjuk Rasa Ditangkap di Rumah Mantan Wapres AS
PM Irak Sebut AS Lamban Berantas ISIS
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
7 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
26 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
27 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
36 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
37 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
38 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
38 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
39 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
39 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
39 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya