Serangan ke Charlie Hebdo, Media Prancis Liar  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 9 Januari 2015 11:20 WIB

Pada 2006, Charlie Hebdo menerbitkan gambar sampul yang menyinggung Nabi Muhammad disertai dengan 12 kartun lainnya. Presiden Perancis, Jacques Chirac, mengecam ini sebagai bentuk "provokasi terbuka", Pihak Liga Dunia Muslim dan Uni Perancis Organisasi Islam (UOIF) juga menggugat edisi kartun termasuk kartun rasis. THOMAS SAMSON/AFP/GettyImages

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie, menilai kebebasan pers di Prancis terlalu liar, sehingga menyebabkan penyerangan kantor media Charlie Hebdo dan penembakan terhadap anggota redaksinya.

"Padahal sudah ada ancaman pembunuhan sebelumnya, tapi seperti tidak digubris," kata Taufik saat dihubungi Tempo, Kamis, 8 Januari 2015. (Baca: Diteror,Charlie Hebdo Akan Terbit 1 Juta Eksemplar)

Penembakan terjadi di kantor Charlie Hebdo. Penembakan terjadi setelah majalah mingguan satire Prancis itu mencuit tentang karikatur pemimpin kelompok militan Negara Islam (IS/ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi. Penyerangan dilakukan saat para tim editorial utama melakukan pertemuan untuk perencanaan mingguan.

Sebanyak 12 orang dikabarkan tewas akibat tembakan itu, termasuk Direktur Penerbitan Charlie Hebdo Charb serta kartunis terkenal Prancis: Cabu, Tignous, dan Wolinski. (Baca: Muslim Ini Tewas Akibat Serangan ke Charlie Hebdo)

Menurut Taufik, Charlie Hebdo sudah berulang kali memuat karikatur kontroversial, terutama tentang Nabi Muhammad SAW dan tokoh IS. Berbagai ancaman tampak tak menyurutkan majalah tersebut membenahi gaya berekspresinya melalui karikatur.

Taufik berpendapat, negara-negara di Eropa kebanyakan mengalami kegagalan akulturasi. "Perbedaan kelas horizontal sangat terlihat seperti ada jurang pemisah," tuturTaufik. (Baca: 4 Kartunis Nyentrik Korban Serangan Charlie Hebdo)

Lain halnya di Indonesia. Kebebasan pers Indonesia masih menganut kode etik jurnalistik yang mempunyai batasan-batasan tertentu. Dan, bila ada pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan, media Indonesia membuka ruang terbuka untuk menerima kritik. Mereka pun segera akan membenahinya.

"Sehingga tidak menimbulkan kebencian, penyerangan, bahkan sampai pembunuhan. Kompromi di Indonesia masih sangat sehat," ujar Taufik.

DEWI SUCI RAHAYU

Baca berita lainnya:
Interupsi Khotbah Jumat, FPI: Itu Kurang Beradab
Heboh, Dosen IAIN Ajak Mahasiswa Belajar di Gereja

Soal Charlie Hebdo, Ini Kata Penulis Ayat Setan

'PNS Seksi' di Kota Bekasi Ditegur

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya