TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat terorisme dari Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie, menilai kebebasan pers di Prancis terlalu liar, sehingga menyebabkan penyerangan kantor media Charlie Hebdo dan penembakan terhadap anggota redaksinya.
"Padahal sudah ada ancaman pembunuhan sebelumnya, tapi seperti tidak digubris," kata Taufik saat dihubungi Tempo, Kamis, 8 Januari 2015. (Baca: Diteror,Charlie Hebdo Akan Terbit 1 Juta Eksemplar)
Penembakan terjadi di kantor Charlie Hebdo. Penembakan terjadi setelah majalah mingguan satire Prancis itu mencuit tentang karikatur pemimpin kelompok militan Negara Islam (IS/ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi. Penyerangan dilakukan saat para tim editorial utama melakukan pertemuan untuk perencanaan mingguan.
Sebanyak 12 orang dikabarkan tewas akibat tembakan itu, termasuk Direktur Penerbitan Charlie Hebdo Charb serta kartunis terkenal Prancis: Cabu, Tignous, dan Wolinski. (Baca: Muslim Ini Tewas Akibat Serangan ke Charlie Hebdo)
Menurut Taufik, Charlie Hebdo sudah berulang kali memuat karikatur kontroversial, terutama tentang Nabi Muhammad SAW dan tokoh IS. Berbagai ancaman tampak tak menyurutkan majalah tersebut membenahi gaya berekspresinya melalui karikatur.
Taufik berpendapat, negara-negara di Eropa kebanyakan mengalami kegagalan akulturasi. "Perbedaan kelas horizontal sangat terlihat seperti ada jurang pemisah," tuturTaufik. (Baca: 4 Kartunis Nyentrik Korban Serangan Charlie Hebdo)
Lain halnya di Indonesia. Kebebasan pers Indonesia masih menganut kode etik jurnalistik yang mempunyai batasan-batasan tertentu. Dan, bila ada pihak yang merasa dirugikan atas pemberitaan, media Indonesia membuka ruang terbuka untuk menerima kritik. Mereka pun segera akan membenahinya.
"Sehingga tidak menimbulkan kebencian, penyerangan, bahkan sampai pembunuhan. Kompromi di Indonesia masih sangat sehat," ujar Taufik.
DEWI SUCI RAHAYU
Baca berita lainnya:
Interupsi Khotbah Jumat, FPI: Itu Kurang Beradab
Heboh, Dosen IAIN Ajak Mahasiswa Belajar di Gereja
Soal Charlie Hebdo, Ini Kata Penulis Ayat Setan
'PNS Seksi' di Kota Bekasi Ditegur
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
1 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
20 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
21 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
29 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
30 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
32 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
32 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
32 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
33 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
33 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya