Menculik, ISIS Bisa Terima Rp 547 Miliar Setahun  

Reporter

Rabu, 26 November 2014 09:01 WIB

Sejumlah anak-anak melakukan push-up saat berlatih dengan ISIS. Anak-anak ini diberi latihan perang menggunakan senjata AK47 serta membentuk formasi di kamp pelatihannya yang disebutkan di Niniwe, Irak. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) diklaim sebagai kelompok militan yang paling kaya dibandingkan yang lainnya. Selain dengan penjualan minyak ilegal, ternyata ISIS juga mendapatkan pemasukan yang cukup besar dengan menyandera sejumlah warga Barat.

Dalam laporan tim ahli dari Komite Anti-Terorisme Dewan Keamanan PBB Yotsna Lalji, ISIS mampu memperoleh uang sekitar US$ 35 juta (Rp 427 miliar) hingga US$ 45 juta (Rp 547 miliar) dari permintaan uang tebusan kepada keluarga atau negara para tahanan selama setahun yang lalu.

"Penculikan kepada warga Barat semakin bertambah. Kelompok ekstremis seperti ISIS bisa mendapatkan uang hingga US$ 45 juta dalam setahun," kata Lalji, seperti dilaporkan Time, Selasa, 25 November 2014. (Baca: Gara-gara ISIS, Menteri Pertahanan AS Mundur)

Pendapatan dari uang tebusan yang diterima ISIS dilaporkan lebih banyak daripada bawahan kelompok Al-Qaeda. Misalnya, kata Lalji, kelompok Al-Qaeda di Semenanjung Arab yang beroperasi di Yaman mendapatkan uang tebusan sekitar US$ 20 juta (Rp 243 miliar) pada 2011 dan 2013. Bawahan Al-Qaeda yang beroperasi di Afrika Utara, Maghreb Islam, bisa mendapatkan US$ 75 juta (Rp 912 miliar) dalam waktu empat tahun.

Sedangkan Boko Haram, yang juga diklaim memiliki hubungan dengan Al-Qaeda, dilaporkan telah mengumpulkan "jutaan dolar" dalam beberapa tahun terakhir. Adapun kelompok militan Abu Syayyaf di Filipina menerima sekitar US$ 1,5 juta (Rp 18 miliar) dalam waktu setahun. (Baca: Cegah Teroris, Jaksa AS Dikirim ke Sejumlah Negara)

"Kelompok teroris, baik yang beroperasi sendiri maupun yang terkait dengan Al-Qaeda, bekerja sama dengan salah satu suku di Yaman yang akan memberikan sandera dengan imbalan uang," kata Lalji.

TIME | RINDU P. HESTYA



Berita Lain:
Jokowi Kian Jauh Tinggalkan Obama di Polling Time
Polisi Ferguson Tak Dituntut, Massa Mengamuk
3 WNI Korban Ledakan Tambang Sarawak Dipindahkan

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

22 jam lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

20 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

32 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya