Video Eksekusi Janggal, ISIS Kehabisan Tawanan?  

Reporter

Selasa, 18 November 2014 11:11 WIB

Militan ISIS memegang pundak David Haines dalam video pemenggalan yang dirilis 13 September 2014. Video ini diakhiri dengan ancaman pembunuhan terhadap tawanan ISIS berikutnya. Liveleak.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian relawan Amerika Serikat, Peter Kassig, di tangan algojo pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam sebuah video membuat geram Inggris dan Amerika. Video Kassig meninggalkan sejumlah pertanyaan tentang bagaimana nasib para sandera lain yang masih disekap ISIS. (Baca: Kassig Dipenggal ISIS, Tayangan Video Janggal)

Saat ini masih ada dua warga negara Barat yang belum diketahui nasibnya, yaitu jurnalis Inggris, John Cantlie, dan seorang relawan AS wanita yang identitasnya dirahasiakan negara. Sebelumnya, para pejabat negara "terbantu" oleh video empat sandera ISIS yang menjelaskan siapa target selanjutnya dan apa ancaman mereka. Namun, dalam video Kassig, ISIS tidak melakukan dua hal itu.

Colin P. Clarke, seorang ilmuwan politik dari riset Rand Corp yang telah mempelajari pemberontakan selama satu dekade, menuturkan tindakan itu mengindikasikan bahwa ISIS ingin bermain-main. "Sandera mereka sepertinya tinggal sedikit. Mereka sangat cerdas serta menyusun strategi dengan sangat rapi dan terencana," kata Clarke, seperti dilaporkan NBC News, Senin, 17 November 2014.

Seorang analis terorisme dari perusahaan keamanan Flashpoint Global Partner, Evan Kohlmann, juga berpendapat sama dengan Clarke. Tidak disebutkannya siapa target selanjutnya adalah tanda ISIS kekurangan tawanan. "Video itu juga menunjukkan bahwa mungkin ISIS tidak lagi memiliki tempat yang aman untuk melakukan eksekusi," ujar Clarke.

Cantlie muncul pada akhir Oktober lalu sebagai "reporter" ISIS yang meminta agar pasukan Kobane mundur dari Suriah. Sementara itu, ISIS dikabarkan meminta uang tebusan Rp 80,8 miliar untuk pembebasan tawanan wanita pertama kepada pemerintah Amerika Serikat. (Baca: Pejabat AS: Ini Wanita Pertama yang Disekap ISIS)

RINDU P. HESTYA | NBC NEWS







Berita Lain:
Jokowi Jadi Koki, Benarkah Australia Menghina?
Algojo ISIS, Jihadi John, Dikabarkan Terluka Parah
Pejabat AS: Ini Wanita Pertama yang Disekap ISIS

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

29 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

30 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

32 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya