Pejabat AS: Ini Wanita Pertama yang Disekap ISIS  

Reporter

Senin, 17 November 2014 12:45 WIB

Sejumlah anak-anak berbagai usia berfoto dengan bendera ISIS di sekolah Al-Sharea di Suriah. Dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merilis video pembantaian relawan Amerika Serikat, Peter Kassig, pada Ahad, 16 November 2014. Kassig menjadi warga Barat kelima yang dieksekusi ISIS.

Namun para pejabat AS yakin ini bukanlah akhir dari teror ISIS. Seorang mantan pejabat kontraterorisme AS menjelaskan masih ada satu lagi warganya yang ditawan oleh ISIS. Kali ini, korbannya adalah seorang wanita yang diklaim terlibat dalam upaya pembebasan warga Amerika di Suriah.

Dikutip dari Daily Beast, Ahad, 16 November 2014, sandera itu akan menjadi satu-satunya wanita Amerika yang disekap oleh militan. Menurut laporan, wanita itu berusia sama seperti Kassig, 26 tahun, yang diculik saat membantu warga sipil di Suriah. (Baca: Peter Kassig, Relawan AS yang Dibunuh ISIS)

"Dia sangat aktif membantu anak-anak yang menjadi yatim piatu dan terpisah dari keluarganya. Dia diculik pada Agustus 2013 bersama sekelompok relawan lainnya," kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya.

Pejabat dan keluarga wanita itu meminta agar namanya tidak dipublikasikan, takut akan memunculkan bahaya yang lebih besar. Hingga saat ini, tidak ada satu pun media atau organisasi yang menyebutkan nama wanita itu. Namun kasus penculikan sudah dilaporkan sejak satu tahun yang lalu.

"ISIS telah menuntut lebih dari US$ 6 juta (Rp 73 miliar) untuk kebebasan sandera Amerika yang masih tersisa. Namun sepertinya pemerintahan Barack Obama memiliki kebijakan dengan meminta agar perusahaan dan keluarga tidak membayar tebusan bagi sandera," kata pejabat yang juga pernah menjadi ahli negosiasi sandera ini. (Baca: Obama Berduka Atas Kematian Korban ISIS)

Menurut laporan, ISIS memang mematok harga yang sangat tinggi untuk pembebasan para sanderanya. Para ahli menduga hal itu dilakukan agar mereka tetap bisa membunuh tahanan dengan dalih bahwa negara tidak bisa membayar uang tebusan.

Selain Amerika, Inggris juga melarang memberikan uang tebusan kepada ISIS. Pemerintah di negara itu menilai uang tebusan hanya akan menambah pendapatan kelompok itu.

RINDU P. HESTYA | DAILY BEAST

Berita Lain:
Kata Romo Benny Soal Muslim AS yang Salat di Katedral
Pertama Kali, Muslim Amerika Jumatan di Katedral
Jokowi Bahas Industri Pertahanan dengan Merkel










Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

30 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

31 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

33 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

34 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya