Jurnalis AS Korban Ebola Dirawat di Nebraska

Reporter

Senin, 6 Oktober 2014 09:48 WIB

Mobil ambulans membawa Ashoka Mukpo, jurnalis NBC yang tertular virus Ebola di Liberia menuju Nebraska Medical Center di Omaha, Nebraska, 6 Oktober 2014. REUTERS/Sait Serkan Gurbuz

TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis asal Amerika Serikat yang positif terkena virus ebola akan dipindahkan ke Nebraska untuk mendapat perawatan lebih lanjut. Dikutip dari ABC News, jurnalis bernama Ashoka Mukpo ini terjakit virus ebola setelah dua tahun bekerja di Liberia.

Mukpo merupakan kameramen yang bekerja lepas untuk NBC. Dia akan mejadi orang AS kedua yang akan dirawat di Nebraska Medical Center karena ebola. Rencananya, Mukpo tiba di Omaha, Nebraska, pada Senin, 6 Oktober 2014, waktu setempat. (Baca: Tangani Ebola, AS Kirim 4000 Pasukan ke Liberia)

Bulan lalu, Nebraska juga merawat Dr Richard Sacra yang terjangkit virus yang sama ketika di Liberia. "Kami siap, memiliki niat dan mampu untuk merawat pasien ini," kata Dr Phil Smith, Direktur Unit Pusat Biocontainment. (Baca: Lawan Ebola, Kuba Kirim 300 Tenaga Medis ke Afrika)

Nebraska Medical Center adalah satu dari empat unit biocontainment yang ada di Amerika Serikat. Ada unit lain di Intitut Penelitian Medis untuk penyakit infeksi milik Angkatan Darat AS di Fort Detrick.

Kabar pemindahan ini datang beberapa jam setelah ibu Mukpo, Diana, mengetahui anaknya terkena virus tak lama setelah Mukpo dikatakan sakit. Keluarga Mukpo telah berkoordinasi dengan departemen dalam negeri. Mukpo diterbangkan kembali ke AS pada Ahad dan tiba hari ini.

Menurut Diana, Mukpo telah menghabiskan waktu dua tahun bekerja untuk sebuah NGO di Liberia sebelum akhirnya kembali ke AS lebih awal di pertengahan tahun ini. Dia berkontribusi melaporkan beragam berita sebelum jatuh sakit. Dia juga sempat membagikan kondisinya melalui media sosial Facebook.

Penyakit virus ebola (EVD) atau demam berdarah ebola (EHF) adalah penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus ebola. Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, berupa demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Saat itu, beberapa orang mulai mengalami masalah pendarahan. Penyakit ini bisa menyebabkan kematian.

Sebelum ini, kasus virus mematikan ebola untuk pertama kalinya terdeteksi di AS. Virus yang berkembang di Afrika Barat tersebut dilaporkan menjangkiti seorang pasien di Dallas, Negara Bagian Texas. Pasien yang tidak disebutkan identitasnya itu diduga terjangkit ebola di Liberia sebelum tiba di AS dua pekan lalu. Gejala ebola pada pasien itu terlihat 24 September lalu. Empat hari kemudian, ia dimasukkan ke ruang isolasi untuk penanganan lebih lanjut.

ABC NEWS| PRIO HARI KRISTANTO

Berita Terpopuler
Koalisi Prabowo Diklaim Dukung Perpu Pilkada
Unjuk Rasa Berakhir Ricuh, FPI Salahkan Ahok
Ini Profil Nurhayati Calon Ketua MPR dari Demokrat
Kronologi Tabrakan Mobil Hotman Vs Mobil Boks
Dalang Demo Rusuh FPI Buron
Tabrakan di Jalan Tol, Hotman Paris Diperiksa Polisi

Berita terkait

BCA Digital Gandeng Garuda Indonesia Siap Luncurkan Kartu Debit Co-branding

13 menit lalu

BCA Digital Gandeng Garuda Indonesia Siap Luncurkan Kartu Debit Co-branding

BCA Digital dan Garuda Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama dan akan meluncurkan kartu debit co-branding pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Putra Wapres Ma'ruf Amin Daftar Penjaringan Bakal Calon Gubernur Banten di PKB

15 menit lalu

Putra Wapres Ma'ruf Amin Daftar Penjaringan Bakal Calon Gubernur Banten di PKB

Ahmad Syauqi, putra Wakil Presiden Ma'ruf Amin resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur Banten 2024 dalam penjaringan PKB

Baca Selengkapnya

Kemenperin Tak Tahu Isi Ribuan Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan: Tanya Bea Cukai

31 menit lalu

Kemenperin Tak Tahu Isi Ribuan Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan: Tanya Bea Cukai

Menurut Jubir Kemenperin, adanya temuan ribuan kontainer atau peti kemas tertahan itu tidak mempengaruhi rantai pasok dalam negeri

Baca Selengkapnya

Singapura Targetkan Unggul di Bidang MICE yang Ramah Lingkungan

34 menit lalu

Singapura Targetkan Unggul di Bidang MICE yang Ramah Lingkungan

Singapura menetapkan target, standar, program sertifikasi, dan insentif yang jelas untuk membangun industri MICE yang lebih ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Pilgub Jatim 2024, PDIP Akui Jalin Komunikasi Intens dengan Khofifah

37 menit lalu

Pilgub Jatim 2024, PDIP Akui Jalin Komunikasi Intens dengan Khofifah

Said Abdullah, mengakui, PDIP telah berkomunikasi dengan Khofifah Indar Parawansa untuk maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya

Disinggung Soal Pertek, Kemenperin Kritik Balik Kemendag Soal Penerbitan Persetujuan Impor

37 menit lalu

Disinggung Soal Pertek, Kemenperin Kritik Balik Kemendag Soal Penerbitan Persetujuan Impor

Pihak Kemenperin temukan perbedaan data yang cukup signifikan antara jumlah pertek dan persetujuan yang dikeluarkan oleh Kemendag

Baca Selengkapnya

Luncurkan Peta Jalan BPR dan BPRS, OJK Dorong Penguatan Pemodalan

56 menit lalu

Luncurkan Peta Jalan BPR dan BPRS, OJK Dorong Penguatan Pemodalan

Untuk penguatan BPR dan BPRS OJK membuka peluang bagi BPR dan BPRS untuk memperluas akses pemodalan lewat penawaran di pasar modal dan mendorong konsolidasi

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.978 per Dolar AS

1 jam lalu

Masih Loyo, Rupiah Melemah ke Level Rp 15.978 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah hari ini ditutup melemah 23 poin ke level Rp 15.978 per dolar AS

Baca Selengkapnya

Jessica Iskandar Umumkan Kehamilan Ketiga Melalui Bayi Tabung

1 jam lalu

Jessica Iskandar Umumkan Kehamilan Ketiga Melalui Bayi Tabung

Artis Jessica Iskandar bersama sang suami Vincent Verhaag ceritakan proses program bayi tabung yang mereka jalani.

Baca Selengkapnya

Lima Hari Pasca Ledakan Pabrik Smelter, PT KFI Belum Tanggapi Warga Terdampak

1 jam lalu

Lima Hari Pasca Ledakan Pabrik Smelter, PT KFI Belum Tanggapi Warga Terdampak

Warga Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga Sanga, Kutai Kartanegara, mengaku belum mendapat respons dari PT KFI pasca insiden ledakan pabrik smelter

Baca Selengkapnya