Wanita Bernama Isis Minta Akronim ISIS Diganti

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Senin, 15 September 2014 05:50 WIB

Bendera ISIS. ANTARA/Adeng Bustomi

TEMPO.CO, Florida - Isis Martinez, 38 tahun, merilis petisi online berisi penolakan penggunaan akronim ISIS untuk menyebut kelompok militan Islamic State of Iraq and al-Sham (Negara Islam Irak dan Suriah). Perempuan bernama Isis ini frustasi karena kini orang-orang di sekelilingnya kerap menghubungkan namanya dengan kelompok itu.

Akronim ISIS muncul pada 2013. Namun, mulai Juli lalu, ISIS menjadi perbincangan dunia karena meneror berbagai kelompok masyarakat di Irak dan Suriah, menghancurkan makam nabi, dan memenggal jurnalis Amerika Serikat.

Akibat ulah ISIS, Isis Martinez terkena imbasnya. Isis Martinez mengaku menerima penolakan dari lingkungannya. "Setiap orang membicarakan namaku dan menghubungkannya dengan teroris. Ini sangat membuatku tak nyaman," katanya seperti dikutip Huffington Post, Sabtu, 13 Sepember 2014.

Kekesalan Isis Martinez memuncak ketika ia datang ke sebuah rumah sakit. Seorang perawat meminta Isis Martinez menjelaskan arti nama depannya. Kemudian ia diminta menggunakan nama tengahnya saja, Teresa.

"Itu sangat mengecewakan. Aku tidak akan mengganti namaku, begitu juga ribuan perempuan lain yang memiliki nama indah ini," kata Martinez. Ia bercerita, namanya berasal dari pemberian ibundanya. Nama itu sama dengan salah satu nama Dewi Mesir, Isis.

Tak hanya Isis Martinez, David Emami, warga Oregon, Amerika Serikat, ikut bergabung menandatangani petisi yang sama. David adalah ayah bocah berumur tiga tahun yang juga kecewa dengan penggunaan akronim ini. "Ini merusak mental, apalagi ketika kamu tahu penggunaan akronim itu tidak akurat," katanya.

David dan Martinez meminta agar media dan masyarakat menggunakan akronim ISIL untuk menyebut milisi itu. ISIL adalah akronim Islamic State of Iraq and Levant. Levant bermakna bahwa daerah sebaran kelompok ini meluas, tak hanya di Suriah dan Irak, tapi juga Siprus, Israel, Yordania, Libanon, Palestina, dan Turki.

Sebelumnya, dalam sebuah pidato Juni lalu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama juga menggunakan akronim ISIL. Namun ia justru diprotes banyak pihak. Kini, David dan Martinez kembali meminta masyarakat mengubah penyebutan nama itu. Sebanyak 1.460 dari target 2.000 orang telah menandatangani petisi online ini.

PUTRI ADITYOWATI | HUFFINGTON POST | NEW YORK DAILY NEWS

Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Ahok dan Gerindra | Pilkada oleh DPRD | IIMS 2014

Berita terpopuler lainnya:
Fadli Zon Ingin Basmi Kutu Loncat seperti Ahok
Kapolri Tahu Misteri Penyebab Hilangnya MH370
Jokowi Pesan 10 Setel Pakaian, Berapa Harganya?
Costa Hat-trick, Chelsea Bungkam Swansea City 4-2

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

7 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

26 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

27 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

36 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

37 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

38 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

38 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

39 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

39 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

39 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya