Aktivis Dokter MSF Kewalahan Hadapi Ebola  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Sabtu, 13 September 2014 21:45 WIB

Seorang bocah yang diduga terinfeksi virus Ebola tertidur di belakang gang kecil di Monrovia, Liberia, 19 Agustus 2014. Belum diketahui nasib pasien lain yang kabur dari pusat perawatan Ebola ini. John Moore/Getty Images

TEMPO.CO, Hong Kong - Lembaga bantuan kemanusiaan Dokter Lintas Batas (Medecins Sans Frontieres/MSF) mengaku kewalahan menghadapi lonjakan kasus ebola di Afrika Barat. Situasi wabah ebola di tiga negara yang paling parah terjangkit tidak juga membaik, bahkan lebih parah.

Situasi memburuk di Guinea, jumlah pasien masih meningkat, dan kini lebih banyak distrik yang terdampak oleh wabah. Dalam dua minggu terakhir, MSF melipatgandakan jumlah ranjang di pusat penanganan ebola, namun masih kekurangan kapasitas untuk menerima semua pasien yang diduga menderita penyakit ini.

"Di Gueckedou, kami terpaksa memperlambat aktivitas menjangkau masyarakat karena kami tidak bisa menerima setiap pasien suspect (ebola)," kata Marc Poncin, koordinator darurat MSF di Conakry dalam siaran pers MSF yang diterima Tempo, Sabtu, 13 September 2014.



Di Gueckedou, MSF merawat 693 pasien, 336 sudah dikonfirmasi positif ebola dan 93 orang telah sembuh. (Baca: WHO: Dunia Menyepelekan Ebola)

Sementara di Liberia, Monrovia, MSF tidak mampu menampung banyaknya pasien ebola yang mencari perawatan. Pusat penanganan ebola di sana merupakan yang terbesar yang pernah ada, dengan kapasitas untuk merawat 160 pasien dan akan ditambah menjadi 200 pasien.



Meski fasilitas akan diperluas, hal itu tidak bisa mengimbangi cepatnya penyebaran virus. Diperkirakan, Monrovia membutuhkan 1.200 ranjang, dan saat ini hanya terdapat 240 ranjang dengan rincian 200 untuk kasus yang sudah dikonfirmasi dan 40 ranjang untuk terduga ebola.

Setiap hari, tim MSF di Monrovia terpaksa menolak pasien yang sangat membutuhkan perawatan. Orang-orang datang berjalan kaki, naik taksi dan ambulans, memohon untuk dirawat. Namun MSF hanya bisa menawarkan perlengkapan pelindung untuk di rumah yang terdiri atas sebuah jubah, sarung tangan dan sabun, agar mereka bisa dirawat oleh keluarga mereka dengan risiko penularan sesedikit mungkin. Fasilitas perawatan lainnya di kota itu juga penuh. (Baca: Korban Ebola di Afrika Barat Mencapai 20 Ribu Jiwa)

Di dalam bilik perawatan, staf medis sangat kewalahan sehingga mereka hanya bisa memberikan perawatan medis dasar dan tidak bisa menginfus pasien. Sedangkan di Kailahun, Sierra Leone, setelah sempat sepi, fasilitas dengan kapasitas 72 ranjang kembali penuh dan beberapa kali terpaksa menghentikan penerimaan pasien baru karena tidak ada tempat.

Respons Dokter Lintas Batas (MSF) terhadap wabah ebola di Afrika Barat dimulai pada bulan Maret dan kini mencakup aktivitas di lima negara: Guinea, Liberia, Nigeria, Senegal, dan Sierra Leone. MSF saat ini memiliki 210 staf internasional dan 1.650 staf nasional.


Advertising
Advertising


MSF mengelola lima pusat penanganan ebola dengan kapasitas 457 ranjang di bangsal isolasi. Sejak awal wabah, MSF telah menerima 2.625 pasien, 1.408 di antaranya adalah kasus yang sudah terkonfirmasi ebola dan 342 orang telah pulih. Lebih dari 422 ton peralatan sudah dikirimkan ke negara-negara yang terkena dampak sejak Maret lalu.



Data Badan Kesehatan Dunia mencatat lebih dari 2.400 kematian dan 4.728 kasus penularan.

NATALIA SANTI



Terpopuler:
Bangun Tol Laut, Jokowi-Kalla Butuh Rp 31 triliun
Emirsyah Satar, Garuda Perkenalkan Destinasi Baru
Ada Diskon Tiket Citilink di Garuda Travel Fair
BI Rate Dipertahankan, Inflasi Bisa Dikontrol
Garuda Travel Fair Targetkan 80 Ribu Pengunjung
Asap Riau Belum Mengganggu Penerbangan

Berita terkait

Perawat di Dokter Lintas Batas Kehilangan Kata-kata untuk Gambarkan Kondisi di Utara Gaza

43 hari lalu

Perawat di Dokter Lintas Batas Kehilangan Kata-kata untuk Gambarkan Kondisi di Utara Gaza

Perawat di Dokter Lintas Batas tak bisa menggambarkan dengan kata-kata buruknya kondisi di Gaza utara setelah digempur Israel

Baca Selengkapnya

Luka Psikologis Mendorong Anak-anak di Gaza Ingin Bunuh Diri

23 Februari 2024

Luka Psikologis Mendorong Anak-anak di Gaza Ingin Bunuh Diri

Tim dari Dokter Lintas Batas mengungkap anak-anak di Gaza yang selamat dari perang mengalami luka psikologis berat.

Baca Selengkapnya

Israel Serang Tempat Penampungan Dokter Lintas Batas di Gaza, 2 Orang Tewas

21 Februari 2024

Israel Serang Tempat Penampungan Dokter Lintas Batas di Gaza, 2 Orang Tewas

Dokter Lintas Batas mengatakan setidaknya 2 anggota keluarga rekan mereka tewas dan 6 orang terluka akibat serangan Israel

Baca Selengkapnya

Derita Pengungsi Rohingya Difilmkan dalam Lost at Sea

2 Februari 2024

Derita Pengungsi Rohingya Difilmkan dalam Lost at Sea

Dokter Lintas Batas meluncurkan film animasi pendek mengenai kenyataan warga Rohingya ketika mencoba melarikan diri dari Myanmar.

Baca Selengkapnya

Dokter Lintas Batas Kritik Resolusi Dewan Keamanan PBB Soal Gaza

23 Desember 2023

Dokter Lintas Batas Kritik Resolusi Dewan Keamanan PBB Soal Gaza

Dokter Lintas Batas mengkritik resolusi terbaru Dewan Keamanan PBB soal bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang dinilainya terlalu lemah.

Baca Selengkapnya

WHO Memohon Israel agar Tak Menyerang Rumah Sakit di Selatan Gaza

12 Desember 2023

WHO Memohon Israel agar Tak Menyerang Rumah Sakit di Selatan Gaza

Pejabat WHO mengatakan pada Selasa 12 Desember 2023 bahwa hanya 11, atau kurang dari sepertiga rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi sebagian

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Bunuh Dua Anak Palestina di Tepi Barat, Salah Satunya Ditembak di Kepala

29 November 2023

Tentara Israel Bunuh Dua Anak Palestina di Tepi Barat, Salah Satunya Ditembak di Kepala

Ketua Dokter Lintas Batas terjebak di dalam rumah sakit karena rumahs akit dikepung tentara Israel di Jenin, Tepi Barat, Palestina

Baca Selengkapnya

Israel Bombardir RS Al Shifa Gaza, Dokter Lintas Batas Kehilangan Kontak dengan Tim Medis

11 November 2023

Israel Bombardir RS Al Shifa Gaza, Dokter Lintas Batas Kehilangan Kontak dengan Tim Medis

Dokter Lintas Batas (MSF) mengatakan mereka telah kehilangan kontak dengan tim medis RS al Shifa di Gaza yang dibombardir Israel

Baca Selengkapnya

Wabah Corona, Sukarelawan Dokter dan Tenaga Medis Kian Krusial

29 Maret 2020

Wabah Corona, Sukarelawan Dokter dan Tenaga Medis Kian Krusial

Dokter dan para tenaga medis lain menjadi kunci penanganan wabah Corona saat ini.

Baca Selengkapnya