Sejumlah pria mengantri saat mendaftarkan diri untuk bergabung bersama pasukan militer Irak untuk melawan kelompok Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL) di Baghdad, Irak, 20 Juni 2014. (AP Photo/Karim Kadim)
TEMPO.CO, Washington - Setelah memutuskan melakukan serangan udara pertamanya ke Suriah, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan akan meningkatkan serangan ke Irak sebagai bagian dari perlawanan terhadap kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang kini menyebut diri sebagai Daulah Islamiyah (Negara Islam). (Baca: AS Siap Luncurkan Serangan Udara Pertama ke Suriah)
Mengutip laporan Reuters, Rabu, 10 September 2014, lewat memorandum yang dimuat di situs Gedung Putih, Obama mengatakan akan mengucurkan “bantuan militer dengan segera” untuk pemerintah Irak dan pemerintah Kurdistan senilai US$ 25 juta atau sekitar Rp 296 miliar.
Dana ini dikeluarkan pemerintah AS guna membantu pendidikan dan pelatihan militer bagi pasukan militer Irak dan Kurdistan. Sebelumnya, AS juga telah melancarkan serangan udara di Irak dan menempatkan sekitar 1.000 pasukan militer di sana.
Keputusan ini menunjukkan keseriusan pejabat AS terhadap ancaman yang ditimbulkan kelompok pimpinan Abu Bakr al-Bagdadi tersebut. Obama memang sudah menyatakan dukungan AS terhadap militer Irak untuk menggempur ISIS, tapi saat itu ia menyatakan "tidak memiliki strategi sama sekali". (Baca: Obama Bersumpah Hancurkan ISIS)