OKI: ISIS dan Boko Haram Ancaman Umat Islam  

Reporter

Jumat, 29 Agustus 2014 05:57 WIB

Presiden SBY berbicara kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon, dalam pertemuan di Nusa Dua, Bali, 28 Agustus 2014. (Sonny Tumbelaka/Getty Images)

TEMPO.CO, Nusa Dua - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam (OKI) Iyad A. Madani menyatakan kelompok-kelompok sektarian, seperti Boko Haram di Nigeria dan Negara Islam Al-Sham (ISIS) di Suriah dan Irak, merupakan ancaman bagi umat Islam.

Masalah perkembangan kelompok sektarian tersebut dibahas dalam pertemuan antara Presiden SBY dan Madani menjelang Global Forum ke-6 Aliansi Peradaban Perserikatan Bangsa-bangsa (United Nations Alliance of Civilizations/UNAOC), di Nusa Dua, Bali, Kamis, 28 Agustus 2014. (Baca: Militer Suriah Lumpuhkan 140 Pejuang ISIS)

“Kelompok-kelompok itu tidak mencerminkan pandangan dari umat Islam secara keseluruhan. Negara anggota OKI, termasuk Indonesia, harus bahu-membahu menjelaskan dan menyampaikan ajaran Islam yang sebenarnya,” kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa usai pertemuan. “Kelompok ISIS dan Boko Haram menyalahartikan ajaran Islam tersebut.”

Menurut Marty, Sekjen OKI menyebut Indonesia sebagai contoh negara yang bisa menampilkan sosok moderat dan bisa menjadi solusi dari permasalahan. “Indonesia menunjukkan semangat moderasi, semangat Islam,” katanya. (Baca: Waspadai ISIS, Telkomsel Sebar SMS ke 2 Juta Orang)

Madani dilantik sebagai Ketua OKI pada Januari 2014. Sepanjang pembahasan, ia menyatakan apresiasi terhadap Indonesia yang disebut-sebut sebagai contoh dimana suatu negara Islam dan moderasi bisa berjalan secara selaras dan serasi.

Menurut rencana, Madani akan menjadi pembicara dalam acara di sela Forum UNAOC bertema “Koeksistensi Budaya yang Berbeda: Contoh dari Sejarah sebagai Pelajaran bagi Masa Depan” yang digelar pada Jumat hari ini, 29 Agustus 2014.

Alliance of Civilization (AOC) dibentuk oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 14 Juli 2005 dan dikosponsori oleh mantan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero dan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. (Baca:Tolak Baiat ISIS, 700 Warga Sheitat Dipenggal)

AOC dibentuk dengan tujuan antara lain mendorong terciptanya harmony among civilization atau harmoni di antara peradaban. Selain itu, lembaga ini juga ingin menjembatani kesenjangan antara Islam dan Barat. AOC juga berkomitmen untuk membangun kemauan politik bersama dan memobilisasi aksi bersama untuk menghadapi prasangka, mispersepsi dan menolak ekstremisme dalam masyarakat.

NATALIA SANTI



TERPOPULER
Hasil Pleno, Demokrat Tetap Koalisi Merah Putih
Ditolak SBY, Jokowi Siap Naikkan Harga BBM

Pelat Nomor Lamborghini Lulung Tak Terdaftar

Jokowi Diuntungkan Jika SBY Naikkan BBM






Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

5 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

24 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

33 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

34 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

36 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

36 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

36 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

37 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

37 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya