Profil 'Jihadi John', Penjagal ISIS  

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Jumat, 22 Agustus 2014 22:10 WIB

Militan ISIS memegang pisau berbicara dengan pria yang diduga sebagai jurnalis Amerika James Foley dalam video yang diunggah ke media sosial pada 19 Agustus 2014. Dalam video berjudul "A Message to America" ini nyawa James Foley berakhir dengan dipenggal. REUTERS/Social Media Website

TEMPO.CO, London - Sebuah perburuan internasional dilakukan atas pelaku eksekusi James Foley, jurnalis asal Amerika serikat yang sebelumnya disandera militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Dalam sebuah tayangan video, Foley dipenggal kepalanya oleh seorang anggota ISIS yang diidentifikasi sebagai 'Jihadi John', simpatisan ISIS asal Inggris.

John diketahui sebagai salah satu dari tiga jihadis yang meninggalkan Inggris untuk bergabung dengan ISIS di Suriah. Mereka bertiga dijuluki "The Beatles" oleh anggota ISIS lainnya, merujuk pada negeri asal ketiganya yang sama dengan asal kelompok musik itu.

Times of London melaporkan John adalah warga Inggris keturunan Pakistan. Alih-alih dipasang ISIS di garis depan, John dan sesama mulitan asal Inggris yang dijuluki "Paul" dan "Ringo," bertugas menjaga tahanan Barat yang digunakan sebagai sandera.

"Ada laporan bahwa mereka telah cukup brutal dalam memperlakukan sandera mereka. James Foley yang mendapat perlakuan paling kejam karena dia warga AS," tulis BBC.

John digambarkan sebagai "terdidik, cerdas, dan sangat berkomitmen pada kelompoknya". Sumber Telegraph melaporkan, John juga merupakan negosiator utama dalam negosiasi uang tebusan yang menyebabkan pelepasan 11 sandera awal tahun ini.

Inggris dan intelijen AS dikabarkan berebut untuk mengetahui lebih lanjut tentang latar belakang John. Berdasarkan aksennya dan bagaimana dia mengucapkan kata "Muslim" dalam video, ahli bahasa percaya John berasal dari timur atau selatan London dan memiliki pengetahuan bahasa Arab. Pakar linguistik Prof Paul Kerswill mengatakan kepada Guardian, aksennya khas aksen komunitas multikultur London.

Lebih dari 500 warga Inggris berangkat ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan ISIS. Beberapa diyakini sebagai anggota yang paling "kejam dan tak berperasaan". Teleghraph melaporkan, sekitar 20 hingga 30 orang diantaranya tewas saat berperang.

TELEGRAPH | TIMES OF LONDON | INDAH P

Topik terhangat:
ISIS | Pemerasan TKI | Sengketa Pilpres | Pembatasan BBM Subsidi

Berita terpopuler lainnya:
MK Tolak Seluruh Gugatan Prabowo
SBY Merasa Dituduh Merecoki Jokowi
Jokowi dan JK Mulai Silang Pendapat Soal Kabinet
Usai Sidang MK, Adik Prabowo Mantu

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

20 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

21 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

30 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

31 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

32 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

33 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

33 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

33 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya