Pasukan Gurkha Inggris di Afganistan. pokharacity.com
TEMPO.CO, London - Setelah Amerika Serikat mengirimkan pasukan keamanannya menuju Irak untuk membantu serangan melawan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS)--yang kini menyebut diri mereka dengan Negara Islam--kini giliran Inggris yang turun tangan. (Baca: Pasukan AS Gempur Pertahanan ISIS di Irak)
"Kami ingin membantu pemerintah baru Irak dan pasukan Kurdi. Kami ingin membantu mereka untuk menghentikan operasi militer dan aksi teror kelompok ISIS," kata Michael Fallon, Menteri Pertahanan Inggris, seperti dikutip BBC, Senin, 18 Agustus 2014.
Keterlibatan Inggris dalam misi militer di Irak dapat berlangsung beberapa pekan atau bulan. Inggris, menurut dia, akan mengambil peranan tidak hanya pada misi kemanusiaan di Irak. Hal itu ia sampaikan di hadapan pasukan Inggris ketika melakukan kunjungan ke pangkalan angkatan udara negara itu di Akrotiri, Siprus.
Fallon mengatakan angkatan udara Inggris akan melakukan misi penerbangan untuk mengumpulkan data intelijen tentang aktivitas kelompok ISIS di Irak.
Pernyataan ini dikeluarkan setelah Perdana Menteri Inggris David Cameron mengeluarkan peringatan bahwa Inggris akan menjadi sasaran serangan ISIS. David Cameron mengatakan upaya kemanusiaan dalam krisis di Irak saat ini tidak cukup dan "pendekatan keamanan" diperlukan. (Baca: Inggris Puji Langkah AS Gemour Basis ISIS)
Serangan ISIS yang terus meluas membuat dunia menaruh perhatian besar kepada Irak dan Suriah. Pada Ahad kemarin, pasukan Kurdi dengan bantuan AS telah berhasil merebut kembali bendungan terbesar di Irak. (Baca: Pasukan Kurdi Rebut Bendungan Mosul dari ISIS)
Sebelumnya, Prancis juga dilaporkan memasok senjata ke pejuang Kurdi untuk melawan ISIS. Pernyataan dari kantor kepresidenan Prancis menyebut langkah ini merupakan "tanggapan terhadap kebutuhan mendesak yang diungkapkan oleh para pejabat di Kurdistan." (Baca: Lawan ISIS, Prancis Pasok Senjata ke Pejuang Kurdi)