TEMPO.CO, Bagdad: Milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah meluluhlantakkan wilayah barat dan timur Irak sejak awal tahun ini. Segera menyusul kehancuran di Bagdad, ibu kota Irak. Aksi milisi muslim Sunni ini dinilai telah menghancurkan pusat peninggalan budaya Irak.
Rekaman penghancuran peninggalan budaya Irak oleh milisi ISIS dilaporkan oleh The Wall Street Journal. Yang terbaru adalah penghancuran makam Nabi Yunus di Mosul, kota yang terletak di utara Irak. Makam Nabi Yunus menjadi pusat peziarahan umat Kristen, Islam, dan Yahudi. ISIS meledakkan makam dengan menggunakan bom waktu. (Baca: Militan ISIS Ledakkan Makam Nabi Yunus)
"Mereka meratakan makam dengan tanah bersama dengan semua makam dan tempat ibadah lainnya," kata Omar Ibrahim, seorang dokter gigi di Mosul.
Penghancuran makam Nabi Yunus, menurut Omar Ibrahim, merupakan peristiwa yang paling menyedihkan bagi penduduk Mosul. "Nabi Yunus berbeda. Makam itu simbol Kota Mosul. Kami menangisinya dengan darah kami," kata Omar. Pejabat di bidang turis membenarkan makam Nabi Yunus telah dihancurkan.
Menurut milisi ISIS dan kelompok ekstrimis muslim lainnya, pemujaan terhadap makam seseorang adalah dosa. Hal berbeda dengan pemujaan terhadap Nabi Muhammad. (Baca: Pendukung Pemimpin Milisi ISIS Dibaiat di Malang)
Milisi ISIS telah menghancurkan sedikitnya 24 tempat suci di Mosul. Jumlah ini tidak termasuk tempat suci umat Syiah dan museum di Mosul yang diserbu oleh milisi minggu ini.
Tak hanya menghancurkan pusat peradaban di Irak, milisi ISIS juga mengeluarkan tiga ultimatum kepada umat Kristiani di Mosul untuk pertama, berganti agama menjadi penganut Islam, membayar pajak, atau dihukum mati. (Baca: Milisi ISIS Kuasai Gereja Tertua di Irak)
Ultimatum ini membuat ribuan umat Kristen di Mosul berduyun-duyun mengungsi ke tempat aman. Populasi umat Kristen di Mosul mencapai 60 ribu orang ketika Amerika Serikat mengakhiri invasinya di Irak pada tahun 2003. Pada bulan lalu, populasi umat Kristiani tinggal sekitar 35 ribu orang.
FOX NEWS | MARIA RITA
Baca juga:
Lebaran, KRL Tak Kurangi Jadwal Perjalanan
H-1 Lebaran, Harga Daging Melambung
Korban Pertama MH17 Diidentifikasi
Monas Tutup di Hari Pertama Lebaran
Berita terkait
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin
8 hari lalu
Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.
Baca SelengkapnyaTajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran
27 hari lalu
Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri
28 hari lalu
Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.
Baca SelengkapnyaRusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow
36 hari lalu
Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."
Baca SelengkapnyaRusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow
37 hari lalu
Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.
Baca Selengkapnya2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan
39 hari lalu
Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki
Baca SelengkapnyaPutin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow
39 hari lalu
Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow
Baca SelengkapnyaSerangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?
39 hari lalu
Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.
Baca SelengkapnyaMacron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia
40 hari lalu
Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia
Baca SelengkapnyaRusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!
40 hari lalu
Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang
Baca Selengkapnya