Thailand Akan Deportasi Pengungsi Myanmar  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Senin, 14 Juli 2014 15:35 WIB

Aung San Suu Kyi saat mengunjungi kamp pengungsi Mae La di perbatasan Thailand - Myanmar (2/6). REUTERS/Damir Sagolj

TEMPO.CO, Bangkok - Junta militer Thailand akan memulangkan sekitar 100 ribu pengungsi yang telah tingal di kamp-kamp selama dua dekade lebih di sepanjang perbatasan dengan Myanmar. "Kami belum sampai pada tahap mendeportasi mereka karena kami lebih dulu harus melakukan verifikasi kewarganegaraan para pengungsi kamp," kata wakil juru bicara militer Thailand, Veerachon Sukhontapatipak, kepada Reuters, Senin, 14 Juli 2014.

Namun rencana pemulangan para pengungsi itu dikhawatirkan oleh kelompok hak asasi manusia, karena dinilai akan menimbulkan ketegangan dan kericuhan di antara kedua negara. Organisasi non-pemerintah juga menyatakan keprihatinannya terhadap para pengungsi karena kurangnya infrastruktur untuk membantu mereka membangun kembali sebuah kehidupan.

Myanmar yang dulu dikenal sebagai Burma, selama hampir lima dekade lebih terisolasi di bawah pemerintahan militer yang represif.

"Setelah selesai proses verifikasi kami akan menemukan cara untuk mengirim mereka kembali. Ada sekitar 100 ribu orang tinggal di kamp selama bertahun-tahun tanpa kebebasan. Pemerintah Thailand dan Myanmar akan membantu memfasilitasi pemulangan mereka," ujar Sukhontapatipak. (Baca: Thailand Telah Deportasi 1.300 Pengungsi Rohingya)

Bulan lalu, pernyataan juru bicara junta militer yang mengancam untuk menangkap dan mendeportasi buruh migran tidak berdokumen resmi telah memicu gelombang kepulangan lebih dari 200 ribu pengungsi Kamboja. Padahal selama ini pengungsi Kamboja merupakan komponen kunci untuk beberapa bidang kerja seperti perikanan, konstruksi, dan sektor lainnya.

Tanpa status hukum atau keterampilan khusus, para pengungsi telah lama dianggap sebagai beban bagi pemerintah Thailand. (Baca juga: Thailand Diam-diam Perdagangkan Pengungsi Rohingya)

Menurut kelompok Border Consortium, koordinator kegiatan lembaga swadaya masyarakat di kamp-kamp pengungsian, diperkirakan ada 120 ribu pengungsi Myanmar tinggal di 10 kamp yang berada di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar. Kebanyakan pengungsi adalah masyarakat Myanmar yang melarikan diri dari penganiayaan dan perang etnis serta kemiskinan. Kemudian mereka tinggal di kamp-kamp pengungsian tanpa perlindungan hukum dan tak punya penghasilan.


Berbicara dalam program televisi mingguan "Return Happiness to the People", Ketua Dewan Nasional untuk Perdamaian dan Ketertiban Jenderal Prayuth Chan-ocha mengatakan telah mendiskusikan masalah tersebut dengan Komandan Tinggi Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing saat dia berkunjung ke Thailand pekan lalu.

Prayuth mengatakan kedua negara akan bekerja sama memfasilitasi pemulangan para pengungsi dengan selamat sesuai dengan prinsip kemanusiaan.

REUTERS | ROSALINA

Terpopuler Dunia
Penyiar TV Kondang di Cina Ditangkap Jelang Siaran
Israel Paksa 10 Ribu Warga Palestina Mengungsi
Palestina Minta Perlindungan Internasional
Anak-anak di Gaza Alami Trauma Berat

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya