Ekuador Usir Staf Militer Kedutaan Besar AS  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Jumat, 25 April 2014 16:56 WIB

Presiden Ekuador Rafael Correa saat jumpa pers mengenai kudeta militer di Honduras (29/6). Correa menyatakan akan melakukan aksi militer apabila diplomatnya di Honduras terancam. Foto: REUTERS/Guillermo Granja

TEMPO.CO, Quito - Pemerintah Ekuador telah memerintahkan 20 staf Departemen Pertahanan dalam kelompok militer di Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk meninggalkan negara itu pada akhir bulan. Kabar ini diberitakan Associated Press dan dilansir USA Today edisi 25 April 2014.

Menurut juru bicara kedutaan AS di Ekuador, Jeffrey Weinshenker, kelompok ini diperintahkan untuk menghentikan operasinya di Ekuador dalam sebuah surat tertanggal 7 April 2014.

AP pertama kali mengetahui adanya pengusiran itu dari seorang pejabat senior Ekuador yang menolak diidentifikasi namanya karena sensitifnya informasi itu.

Presiden Rafael Correa mengeluh secara terbuka pada Januari lalu bahwa Washington memiliki terlalu banyak perwira militer di Ekuador--diklaim ada 50 orang--dan mereka "menyusup di semua sektor". Pada saat itu, ia mengatakan ia berencana meminta beberapa di antara mereka untuk keluar dari negara itu.

Weinshenker mengatakan kelompok militer memiliki 20 staf Departemen Pertahanan, dan tidak semuanya berseragam. Washington telah memberikan US$ 7 juta berupa bantuan keamanan ke Ekuador tahun lalu, termasuk pelatihan teknis untuk perawatan pesawat dan kerja sama dalam memerangi perdagangan narkoba, perdagangan manusia, dan terorisme.

Weinshenker mengatakan kerja sama militer AS di Ekuador dimulai empat dekade lalu dan "semua kegiatan yang kita lakukan telah mendapatkan persetujuan eksplisit dari rekan-rekan Ekuador kami."

Hubungan AS dengan Ekuador tegang dalam beberapa tahun terakhir, bahkan sebelum Correa memberi suaka kepada pendiri WikiLeaks, Julian Assange, pada 2012. Wikileaks membocorkan ribuan dokumen militer dan kabel diplomatik AS, yang sangat memalukan Washington.

Correa sebelumnya telah mengusir setidaknya tiga diplomat AS, termasuk kini Duta Besar Heather Hodges, pada 2011 sebagai respons atas adanya kabel diplomatik AS yang dibocorkan oleh WikiLeaks. Isi bocoran itu menunjukkan bahwa Correa mengetahui adanya korupsi tingkat tinggi di kalangan polisi.

Pada bulan November, pemerintah Correa meminta US Agency for International Development (USAID) untuk mengakhiri operasinya di negara itu, dan menuduh badan itu mendukung kelompok oposisi Ekuador.

Tak lama setelah menjabat presiden pada 2007, Correa membersihkan perwira militer Ekuador yang dianggap memiliki hubungan dekat dengan Amerika Serikat. Dia juga mengakhiri perjanjian dengan Washington yang memungkinkan pesawat AS memerangi perdagangan obat dan memiliki pangkalan di lapangan udara Ekuador di Manta.

Correa populer di dalam negeri karena program perangnya melawan kemiskinan, tapi secara luas dikritik karena menekan kebebasan sipil dan menggunakan hukum pidana pencemaran nama baik (defamation) terhadap wartawan.

USA TODAY | ABDUL MANAN

Berita Lainnya
Inggris Minta Warga Muslim Cegah Anaknya ke Suriah
London Disebut Tak Aman bagi Pelancong UEA
Moldova: Putin Politikus Terpopuler di Dunia
Kata Putin, Internet Itu Proyeknya CIA








Berita terkait

Gempa Ekuador, 1.700 Orang Masih Hilang

20 April 2016

Gempa Ekuador, 1.700 Orang Masih Hilang

Untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan jumlah korban hilang sejak gempa berkukatan 7,8 skala Richter itu menggoyang pantai Pasifik, Ekuador.

Baca Selengkapnya

Gempa Ekuador, Bantuan dari Luar Terus Berdatangan  

20 April 2016

Gempa Ekuador, Bantuan dari Luar Terus Berdatangan  

Presiden Rafael Correa mengatakan biaya pemulihan kota diperkirakan mencapai triliunan dolar.

Baca Selengkapnya

Gunung Berapi di Ekuador Meletus  

6 April 2014

Gunung Berapi di Ekuador Meletus  

Gunung berapi di Ekuador memuntahkan abu setinggi 10 kilometer.

Baca Selengkapnya

Rafael Correa Menangkan Pemilu Ekuador  

18 Februari 2013

Rafael Correa Menangkan Pemilu Ekuador  

Berhasil menjalankan program sosial dan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Mengapa Ekuador Beri Suaka pada Assange?  

17 Agustus 2012

Mengapa Ekuador Beri Suaka pada Assange?  

Menurut beberapa analis, Assange meminta perlindungan ke Ekuador karena dia tahu dia bisa mengandalkan Presiden Ekuador, Rafael Correa, untuk membantu

Baca Selengkapnya

Polisi Inggris Kepung Kedutaan Ekuador  

17 Agustus 2012

Polisi Inggris Kepung Kedutaan Ekuador  

Operasi mencegah Assange keluar Inggris ini menelan biaya sekitar 50 ribu pound sterling (setara Rp 749 juta) sehari.

Baca Selengkapnya

Ekuador Beri Suaka bagi Pendiri Wikileaks  

17 Agustus 2012

Ekuador Beri Suaka bagi Pendiri Wikileaks  

Pemberian suaka itu dilakukan setelah Assange mengungsi ke kantor Kedutaan Ekuador di London selama dua bulan.

Baca Selengkapnya

Ibu Pendiri Wikileaks Minta Suaka untuk Assange  

30 Juli 2012

Ibu Pendiri Wikileaks Minta Suaka untuk Assange  

Menanggapi permintaan Christine Assange, pemerintah Ekuador menyatakan tengah mempertimbangkannya.

Baca Selengkapnya

Presiden Ekuador Belum Putuskan Suaka bagi Assange  

21 Juni 2012

Presiden Ekuador Belum Putuskan Suaka bagi Assange  

Presiden Ekuador, Rafael Correa, menyatakan pemerintahnya akan mempertimbangkan dengan serius permintaan suaka bos Wikileaks itu.

Baca Selengkapnya

Ekuador Usir Duta Besar Amerika Serikat

6 April 2011

Ekuador Usir Duta Besar Amerika Serikat

Presiden Correa dianggap membiarkan kasus korupsi.

Baca Selengkapnya