TEMPO.CO , Bandung:Orang memiliki aneka cara menunjukkan kepeduliannya terhadap korban bencana angin topan Haiyan yang melanda Filipina pada Jumat 8 November lalu. Sekelompok mahasiswa yang menamakan diri Grafity Gims pun melakukan simpatinya dengan cara berbeda. Mereka yang datang dari Yogyakarta, dan Bandung, Jawa Barat ini menggambar pada tembok di Jalan Cicendo, Bandung. Tema gambarnya Pray for Filipina.
“Tujuannya agar masyarakat semakin tergugah dalam membantu Filipina yang tengah dilanda bencana,” kata Mael, koordinator Grafity Gims kepada Tempo, Sabtu, 16 November 2013. Para mahasiswa itu berasal dari berbagai perguruan tinggi seperti, Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI), Institut Teknologi Nasional (Itenas), Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) dan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Warga Jalan Cicendo mengerumuni para mahasiswa, yang tengah menggambari sebuah tembok yang memanjang 5 meter setinggi 2 meter itu. Mereka bergotong-royong mengerjakan tulisan Pray for Filipina. Bentuk tulisan mengakar dan nuansa warna tulisan meriah.
Untuk membuat gambar itu, kelompok ini menghabiskan 2 ember cat berwarna abu (Untuk warna dasar tembok) dan puluhan pilok berbagai warna. “Kami menggambar tembok ini menggunakan uang sendiri,” ujar Mael mengenai asal biaya mereka. “Bencana yang menimpa Filipina, menurut kami tanggung jawab sesama umat manusia. Dan inilah ekspresi kami.”
PERSIANA GALIH
Berita terkait
Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina
27 Maret 2022
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menyerahkan paspor beserta izin tinggal special non immigrant visa kepada perwakilan warga negara Indonesia yang berasal dari warga negara keturunan atau Persons of Indonesian Descent (PIDs). Acara penyerahan paspor dilakukan secara simbolis di Lapangan Upacara KJRI Davao, Filipina.
Baca SelengkapnyaKalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi
30 Mei 2017
Polda Kalimantan Timur-Kalimantan Utara mewaspadai pelarian kelompok Marawi yang tengah digempur pemerintah Filipina.
Baca SelengkapnyaTeror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada
24 Mei 2017
WNI yang berada di Filipina diimbau untuk lebih waspada, setelah status darurat militer diterapkan oleh Presiden Rodrigo Duterte di Marawi.
Baca SelengkapnyaJokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari
30 April 2017
Dibukanya rute Davao-Bitung, kata Jokowi, menunjukkan Presiden Duterte peduli dengan wilayah-wilayah yang berada jauh dari ibu kota Filipina, Manila.
Baca SelengkapnyaJokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung
28 April 2017
Presiden Jokowi dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan meresmikan pembukaan rute pelayaran kapal Davao-Bitung.
Baca SelengkapnyaDuterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang
28 April 2017
Presiden Jokowi diterima Presiden Filipina Redrigo Duterte.di Istana Malacanang.
Baca SelengkapnyaIni Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina
25 April 2017
Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Duterte dan menghadiri KTT ASEAN.
Baca Selengkapnya3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan
20 Januari 2017
Tiga WNI asal Sulawesi Selatan yang diduga diculik Abu Sayyaf
adalah nelayan.
Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI
26 Oktober 2016
Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina pelintas tradisional dan sudah tinggal di sana bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca Selengkapnya1.934 Warga Keturunan di Mindanao, Filipina Resmi Jadi WNI
26 Oktober 2016
Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina telah mendapatkan statusnya sebagai WNI.
Baca Selengkapnya