Penduduk antre untuk mendapatkan pengobatan atau makanan di bandara Tacloban, Filipina, (11/11). Topan Haiyan memporak-porandakan Filipina, menewaskan sedikitnya 10 ribu orang dan ribuan orang kehilangan rumah. AP/Bullit Marquez
TEMPO.CO, Tacloban – Bantuan terus berdatangan untuk Filipina. Namun demikian, jalur yang tertutup akibat puing menjadi kendala bagi pendistribusian bantuan. Korban topan yang lapar dan kedinginan tak mampu lagi bertahan. Beberapa di antara mereka terpaksa melakukan penjarahan.
Penjarahan menjadi membuat Kota Tacloban semakin mencekam di antara puing dan mayat yang masih berserakan. Sebuah gudang beras di Leyte turut menjadi sasaran. Namun sayang, akibat penjarahan ini, dinding gudang roboh dan justru menewaskan 8 orang.
Polisi dibantu dengan militer berusaha menertibkan lokasi. Bahkan, di sebuah stasiun kota, seperti dikutip dari Seattle Times, polisi terpaksa meletuskan tembakan kepada sekelompok pria bersenjata. Mereka menembak balik. Untungnya, tidak ada yang terluka dalam kejadian ini.
Topan Haiyan telah membuat 600.000 orang mengungsi. Banyak yang hidup tanpa tempat tinggal dan dalam keadaan lapar, haus, dan kedinginan. Mereka kehilangan mata pencaharian.
Kini, pemerintah Filipina berfokus untuk mengirimkan bantuan berupa makanan, minuman, dan pakaian kepada mereka sembari mengamankan lokasi dan membuka jalur-jalur yang tertutup akibat topan.