Inilah Kisah Agen CIA Pemburu Che Guevara

Reporter

Editor

Abdul Manan

Kamis, 10 Oktober 2013 22:08 WIB

Lukisan Che Guevara

Sebagai agen CIA, Rodriguez mengaku mendapatkan perintah untuk menjaga agar Che tetap hidup, meski dalam perburuan itu komando ada di tangan Bolivia dan ia hanya bertindak sebagai penasihat. Rodriguez merasa Bolivia tidak tertarik untuk membiarkan Che hidup.

"Setelah dia ditangkap, saya meminta Kolonel Zenteno untuk membiarkannya tetap hidup. Sementara aku berbicara dengannya, meski putus sambung, karena Zenteno berada di daerah operasi. Saat itulah datang panggilan telepon, termasuk panggilan kode naas nomor 500 dan 600."

Apa arti kode itu? "Itu adalah kode yang sangat sederhana yang kami ciptakan: 500 adalah kode untuk Che Guevara, 600 adalah kode untuk membunuhnya, dan 700 adalah kode untuk membuatnya tetap hidup. Dan perintah yang datang dari presiden Bolivia dan panglima tertinggi angkatan bersenjata adalah 500, 600," kata Rodriguez . "Jadi, ketika Zenteno turun dari bukit sebelum ia pergi, saya memanggilnya dan saya katakan, 'kolonel, ada perintah dari komando tertinggi untuk mengenyahkan tahanan."

Zenteno saat itu melihat jam tangannya dan berkata kepada Rodriguez, "Anda punya waktu sampai 02.00 sore untuk menginterogasinya."

Seorang pilot helikopter tiba dengan kamera dan mengatakan bahwa kepala intelijen Bolivia menginginkan foto Guevara sebagai tahanan.

Seorang wanita Bolivia mendekati sekolah dimana Guevara ditahan dan bertanya apa yang terjadi. "Dia berkata, 'Kami melihat Anda difoto dengan dia di luar sana dan lihat, siaran radio sudah memberi kabar bahwa dia meninggal karena luka pertempuran," kenang Rodriguez.

"Jadi pada titik itu saya pikir tidak ada perintah yang berbeda. Jadi saya datang ke ruangan itu, berdiri tepat di depannya (Che), dan berkata, 'Komandan, saya minta maaf, saya sudah mencoba yang terbaik'."

"Dia sangat memahami apa yang saya katakan. Wajahnya berubah menjadi putih seperti selembar kertas. Ia mengatakan, 'Lebih baik seperti ini. Saya seharusnya tidak pernah ditangkap hidup-hidup'."

Che menarik pipa dari punggungnya dan berkata, "Saya ingin memberikan pipa ini ke soldadito, seorang tentara yang memperlakukan saya dengan baik."

Pada saat itu, Sersan Mario Teran, orang yang diperintahkan melakukan eksekusi, masuk ke dalam ruangan.

Rodriguez bertanya kepada Che apakah ia ingin mengirim pesan kepada keluarganya? Sang gerilyawan merespon dengan cara sarkastik, dan mengatakan, "Baiklah. Jika bisa, beritahu Fidel bahwa dia akan segera melihat sebuah revolusi kemenangan di Amerika."

Setelah mengatakan itu, Che lantas mengubah ekspresinya dan mengatakan, "Jika Anda bisa, beritahu istri saya untuk menikah lagi dan mencoba untuk bahagia."

"Itulah kata-kata terakhirnya. Dia mendekati saya. Kami berjabat tangan, dan berpelukan. Dan dia lantas berdiri ke tempatnya semula, mungkin berpikir aku menjadi salah satu orang yang akan menembaknya," kata Rodriguez.

Rodriguez mengaku meninggalkan ruangan itu. Sekitar 20 menit kemudian, ia mendengar bunyi ledakan pendek. "Sersan Teran meminjam karabin M-2... Saya tahu dia masuk ke ruangan (Che) dan menembaknya."

Che akhirnya mati. Seorang pendeta tiba untuk memberinya berkah Katolik. Rodriguez mengambil beberapa foto Che dan merenungkan apa yang baru saja terjadi. "Saya berpikir dalam hati, pria ini adalah seorang ateis, yang tidak percaya pada Tuhan, namun mendapat ritual terakhir dari Gereja Katolik," kenang Rodriguez.

Ia akhirnya pergi bersama pejabat militer Bolivia, naik helikopter, dan mendarat di Vallegrande, bersama mayat Che Guevara. Di sana sudah ada 2.000 orang yang menunggu bersama kontingen militer.

"Ada 15 pesawat yang berbeda. Empat pesawat militer dari orang-orang militer yang berbeda. Jadi saya hanya menunduk saat helikopter mendarat dan berlari ke kerumunan agar saya tak terfoto," kata Rodriguez. Ia merunduk karena tak ingin tertangkap kamera saat sedang menjalankan operasi.

Rodriguez juga mengingat pertemuan mengerikan sehari setelah Che meninggal.

"Kami melakukan pertemuan dengan Jenderal Ovando Candia, komandan Angkatan Bersenjata Bolivia. Pada pertemuan itu dia melihat ke salah satu kolonel dan berkata, 'Lihat, jika Fidel menyangkal ini adalah Che Guevara, kita perlu bukti nyata itu. Potong kepalanya dan memasukkannya ke dalam formaldehida'."

"Saya katakan, 'Jenderal, Anda tidak bisa melakukan itu. Dia mengatakan, 'Mengapa tidak? Sudah bisa diduga Fidel Castro akan menyangkal ini adalah Che Guevara'."

"Anda tidak bisa menunjukkan kepala manusia," kata Rodriguez. "Jika Anda ingin bukti nyata, kita memiliki sidik jarinya dan polisi federal Argentina dapat memeriksanya. Potong satu jari... Ia (Candia) memerintahkan kolonelnya untuk memotong dua tangan."

Setelah itu, Rodriguez pergi. Militer menggali lubang di ujung landasan untuk penguburan Guevara, bersama dua mayat lainnya.

Rodriguez mengaku tak yakin apakah Che mati dengan cara yang benar. Tapi, kata dia, kematiannya dengan cara ditembak itu malah membuatnya menjadi martir bagi banyak orang. Bahkan sampai hari ini, citranya telah diabadikan sebagai budaya tandingan, legenda budaya populer, yang oleh mahasiswa dibabadikan melalui T-shirt dan item lainnya.

Tapi ia menambahkan, bukan perannya untuk mengatakan bagaimana seharusnya menangani Che. "Saya merasa bahwa saya berada di sana untuk memberi nasihat, bukan memberi perintah. Itu adalah keputusan dari pemerintah Bolivia," kata Rodriguez.

Newsmax | Abdul Manan

Advertising
Advertising

Berita terkait

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

10 Oktober 2017

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

Gagal memimpin revolusi di Kongo, Che Guevara beralih ke Bolivia. Ia mati dieksekusi militer negara itu yang sudah dilatih Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

10 Oktober 2017

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

"Setiap orang akan mati. Tapi pemikirannya, tidak," kata Presiden Bolivia, Evo Morales.

Baca Selengkapnya

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

13 Januari 2017

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

Presiden Amerika Serikat Barack Obama resmi mencabut kebijakan bebas visa bagi imigran asal Kuba.

Baca Selengkapnya

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

29 Desember 2016

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

Majelis Nasional Kuba (parlemen) menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan nama ataupun patung Fidel Castro di tempat-tempat publik.

Baca Selengkapnya

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

5 Desember 2016

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

Tak boleh juga ada patung, monumen, atau taman yang dibangun untuk menghormatinya.

Baca Selengkapnya

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

4 Desember 2016

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

Tembakan salvo 21 kali mengiringi abu Fidel Castro memasuki tempat peristirahatan terakhirnya.

Baca Selengkapnya

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

28 November 2016

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

CIA pernah mengirim Marita Lorenz, mantan kekasih Castro,
untuk

membunuhnya. Bukannya menghabisi Castro, Lorenz malah bercinta


dengannya.

Baca Selengkapnya

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

28 November 2016

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

Presiden Palestina Mahmoud Abbas memerintahkan agar bendera Palestina dikibarkan setengah tiang untuk menghormati mantan Presiden Kuba Fidel Castro.

Baca Selengkapnya

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

26 November 2016

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

Gorbachev mengatakan peran Fidel sebagai penguat bangsa masih besar dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

26 November 2016

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

Kalla mengatakan Castro adalah sahabat Indonesia yang baik pada masa Bung Karno.

Baca Selengkapnya