TEMPO.CO, Teheran - Ali Akbar Salehi, Kepala Program Nuklir Iran, Minggu 6 Oktober 2013 mengatakan, aparat keamanan menangkap empat orang karena diduga akan melakukan sabotase terhadap salah satu fasilitas nuklir negara itu.
Laporan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai negara yang dicurigai ada hubungan dengan upaya itu. Dengan menyebut bahwa dugaannya dilakukan oleh negara "musuh", itu mengisyaratkan bahwa pemerintah Teheran menunjuk Israel. Dalam beberapa tahun terakhir ini, Israel dituding Iran berada di balik pembunuhan ilmuwan nuklir iran.
Iran juga telah menyatakan kemungkinan kaitan Amerika Serikat dengan serangan yang terjadi di masa lalu terhadap program nuklirnya, namun Salehi mengatakan, dugaan plot terbaru ini dikaitkan dengan negara yang menentang adanya terobosan baru yang dilakukan Teheran dengan Washington.
Pada Sabtu, 5 Oktober 2013, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ingin "memeras dunia" dan menghalangi kemajuan potensial dalam pembicaraan nuklir Iran dengan Amerika Serikat dan kekuatan dunia lainnya.
Salehi, yang dikutip kantor berita setengah resmi Fars, tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang dugaan plot atau kemungkinan target sabtoase ini. Tapi ia mengatakan, pemerintah telah memantau keempat orang itu dan melakukan penangkapan di "waktu yang tepat". Salehi mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa Iran sebelumnya telah menggagalkan beberapa upaya sabotase serupa, tepatnya dua atau tiga minggu lalu.
"Negara-negara musuh tidak tertarik untuk menemukan jalan keluar dari situasi saat ini dan mereka mencoba untuk memblokir kesepakatan tentang nuklir ini melalui tindakan sabotase," kata Fars, mengutip pernyataan Salehi.
Dalam terminologi pejabat Iran, negara-negara musuh biasanya merujuk ke Israel dan Amerika Serikat. Tapi setelah mulai ada upaya memperbaiki hubungan diplomatik dengan Washington akhir-akhir ini, maka pihak yang dimaksud Salehi itu lebih merujuk pada pemerintah Israel.
Pembicaraan mengenai program nuklir Iran dijadwalkan akan berlanjut minggu depan di Jenewa, setelah wakil Iran bertemu dengan wakil AS dan anggota tetap Dewan Keamanan PBB bulan lalu.
ABCNEWS | ABDUL MANAN
Berita terkait
Iran Klaim Bomnya Lebih Berbahaya daripada Ibu Semua Bom Amerika
15 Oktober 2017
Iran megklaim memiliki Ayah Semua Bom yang lebih besar dan lebih berbahaya dibanding dengan bom milik Amerika, Ibu Semua Bom.
Baca SelengkapnyaEks Presiden Iran, Khatami Dilarang Tampil di Depan Publik
10 Oktober 2017
Iran Human Rights melaporkan aparat Iran yang melarang mantan Presiden Muhammad Khatami tampil di depan publik selama tiga bulan .
Baca SelengkapnyaTolak Berjilbab, Juara Catur Iran Pindah ke Tim Amerika
4 Oktober 2017
Juara catur Iran, Dorsa Derakhshani bergabung dengan Federasi Catur Amerika Serikat karena menolak mengenalkan jilbab.
Baca SelengkapnyaIran Pro-Milisi Houthi Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris Yaman
30 Agustus 2017
Iran, pendukung milisi Syiah, Houthi, menuding Arab Saudi mendukung kelompok teroris dalam perang di Yaman.
Baca SelengkapnyaApple Hapus Aplikasi Mobile Iran dari App Store
27 Agustus 2017
Menteri Telekomunikasi Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan bahwa Apple harus menghormati konsumen Iran.
Baca SelengkapnyaParlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir
16 Agustus 2017
Parlemen Iran menyetujui penambahan anggaran negara usulan pemerintah untuk meningkatkan program rudal nuklir.
Baca SelengkapnyaIran Tangkap 64 Pemuda yang Berpesta Setengah Telanjang
10 Agustus 2017
Aparat Iran menangkap peserta pesta setelah mereka mengunggah video acara tersebut ke sosial media
Baca SelengkapnyaAjarkan Tari Zumba, Enam Remaja Ditangkap Aparat Iran
10 Agustus 2017
Perempuan Iran dilarang menari di hadapan pria yang bukan keluarganya
Baca SelengkapnyaDituduh Dalangi Teror, 15 Diplomat Iran Diusir dari Kuwait
21 Juli 2017
Pemerintah Kuwait secara resmi telah menutup misi diplomatik Iran untuk urusan budaya serta mengusir 15 diplomat dari negara itu.
Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan
17 Juli 2017
Hossein Fereydoun, adik Presiden Iran Hassan Rouhani, ditahan atas tuduhan korupsi.
Baca Selengkapnya