Gagal Lindungi Markas, 2 Jenderal Amerika Dipecat

Reporter

Selasa, 1 Oktober 2013 17:15 WIB

Tentara Marinir Amerika Serikat di Afghanistan. AP Photo/Abdul Khaliq Kandahari

TEMPO.CO, Washington - Komandan Jenderal Marinir Amerika Serikat memecat dua jenderal marinir lantaran dianggap gagal melindungi pasukan dan keamanan salah satu markas militer terbesar AS di Afganistan dari serangan Taliban tahun lalu.

Jenderal James Amos, Komandan Jenderal Korps Marinir AS, Senin, 30 September 2013, mengatakan pemecatan itu sehubungan dengan tidak maksimalnya upaya Mayor Jenderal Charles M. Gurganus dan Mayor Jenderal Gregg A. Sturdevant melindungi Kamp Bastion, sebuah lapangan terbang militer di barat daya Afganistan yang kerap menjadi sasaran gempuran Taliban.

Pasukan bersenjata Taliban menyerang Kamp Bastion pada 14-15 September 2012, menyebabkan dua anggota marinir AS tewas dan delapan lainnya luka-luka. Aksi serangan mengejutkan itu juga mengakibatkan enam jet tempur Harrier milik marinir AS dihancurkan Taliban, termasuk perlengkapan tempur lainnya. Ini merupakan kehilangan jet tempur marinir terbesar sejak Perang Vietnam.

Gurganus, yang menjadi komandan tertinggi pasukan AS di Afganistan, dianggap tidak melakukan penyelidikan formal usai serangan tersebut. Pada Juni 2013, Amos meminta Komando Sentral AS melakukan penyelidikan seraya mengatakan bahwa dirinya bakal mengambil tindakan tegas terhadap dua jenderal itu usai dia menerima hasil investigasi.

"Saya menyadari kesulitan tugas tempur marinir (AS) di Afganistan. Tugas saya mengharuskan saya untuk tetap setia pada aksioma abadi terkait dengan tanggung jawab komando," ujar Jenderal Amos.

Akibat pemecatan tersebut, rekomendasi Jenderal Amos yang disampaikan kepada Navy Secretary Ray Mabus agar mempromosikan Gurganus menjadi letnan jenderal kepada Senat dibatalkan.

Di Afganistan, Sturdevant bertugas atas masalah penerbangan korps marinir. Kesalahan yang ditimpakan kepada Sturdevant adalah dianggap gagal melindungi properti lapangan udara (militer). Lapangan udara ini sesungguhnya dioperasikan oleh pasukan Inggris. Akan tetapi, Sturdevant bertanggung-jawab atas penggunaannya atas nama AS serta bertugas melindungi personel (militer) dan jet tempur.

AL JAZEERA | CNN | CHOIRUL

Topik Terhangat:

Edsus Lekra|Senjata Penembak Polisi|Mobil Murah|Info Haji|Kontroversi Ruhut Sitompul

Berita Terpopuler:

Australia Minta Maaf Soal Impor Sapi
Sejarah Kelam Ludruk Saat Peristiwa 1965
Begini Isi Prinsip 1-5-1 Lekra
PPATK Ungkap Rekening Gendut Pegawai Kemendikbud
KPK: Labora Tak Pernah Beri Data Aliran Uang

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya