Penguasa Mesir Perintahkan Polisi Habisi pro-Mursi  

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Kamis, 1 Agustus 2013 08:52 WIB

Sejumlah Polisi Mesir menangkap dan mencoba untuk menganiaya seorang pendukung Presiden terguling Mohammed Morsi saat berunjuk rasa dan terjadi bentrokan di Kairo, Mesir, (15/7). (AP Photo / Hussein Malla)

TEMPO.CO, Kairo - Kementerian Dalam Negeri Mesir, Rabu, 31 Juli 2013, mengeluarkan pernyataan yang berisi memberikan kuasa penuh kepada aparat kepolisian untuk membersihkan para demonstran pendukung presiden terguling Muhammad Mursi dari jalanan, karena dianggap telah mengancam keamanan nasional.

“Situasi di Lapangan Rabaa al-Adawiya dan Nahda kian membahayakan. Oleh sebab itu, terorisme dan aksi blokade jalanan tidak bisa diterima lagi karena telah membahayakan keamanan nasional,” demikian salah satu butir pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Dalam Negeri, Rabu, 31 Juli 2013.

Menyusul pengumuman tersebut, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mendesak pemerintah Mesir agar menghormati hak-hak berunjuk rasa dengan damai.

Sejak Presiden Muhammad Mursi digulingkan oleh militer pada 3 Juli 2013, penyokong pemimpin dari kalangan Islam, Al-Ikhwanul Al-Muslimin, terus-menerus berunjuk rasa. Mereka saban hari menggelar demonstrasi di kedua lapangan, Rabaa al-Adawiya dan Nahda, guna menuntut agar kekuasaan Mursi dikembalikan seperti sedia kala.

"Pemerintah telah memutuskan untuk mengambil semua langkah yang diperlukan guna menghadapi dan mengakhiri tindakan berbahaya. Dalam hal ini, tugas Kementerian Dalam Negeri adalah melakukan semua yang diperlukan sesuai dengan konstitusi dan hukum yang berlaku," tegas pernyataan tersebut.

Koresponden Al Jazeera, Dorothy Parvaz, dalam laporannya dari ibu kota Kairo menyebutkan, pernyatan keras pemerintah itu agaknya tak menyurutkan demonstran berunjuk rasa.

“Meskipun kabinet Mesir telah mengeluarkan pernyataan bahwa petugas keamanan akan menyapu bersih aksi duduk (pendukung Mursi), aliran orang terus berdatangan menuju Rabaa (al-Adawiya) di Kota Nasr.”

Menanggapi keputusan pemerintahan Mesir yang memberikan mandat sepenuhnya kepada petugas keamanan mengakhiri aksi para pendukung Mursi, Amnesty International bersuara kencang. Menurutnya, pernyataan tersebut merupakan sebuah resep pertumpahan darah.

“Mengingat catatan buruk petugas keamanan Mesir dalam menangani unjuk rasa dengan kekuatan mematikan dan tidak beralasan, pengumuman terbaru ini memberikan stempel persetujuan penyalahgunaan kekuasaan lebih lanjut," kata Hassiba Hadj Sahraoui, Wakil Direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di Amnesty.

Khalil Anani, pengamat gerakan islam dan penulis Al-Ikhwanul Al-Muslimin di Mesir, mengatakan kepada Al Jazeera di Kairo, mandat yang diberikan kepada aparat keamanan guna menumpas gerakan jalanan bakal menimbulkan kekerasan dan pertumpahan darah dalam beberapa hari mendatang. “Mandat tersebut dapat menimbulkan proses politik yang rumit.”

AL JAZEERA | CHOIRUL


Berita Lain:
Bayi 'Raksasa' Lahir di Jerman

Hadiah Bayi untuk Pemenang Acara TV Pakistan

Merasa Dicurangi, Pizza Hut Hapus Menu Salad

Berita terkait

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

8 September 2017

Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui

Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu

Baca Selengkapnya

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

31 Agustus 2017

Mesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan

Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.

Baca Selengkapnya

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

10 Agustus 2017

PPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat

Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir

Baca Selengkapnya

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

24 Juli 2017

Mesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika  

Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.

Baca Selengkapnya

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

15 Juni 2017

Beri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui

Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

27 Mei 2017

Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas  

Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.

Baca Selengkapnya

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

8 Mei 2017

Tuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat

Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad

Baca Selengkapnya

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

6 Mei 2017

Mesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek

Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.

Baca Selengkapnya

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

5 Mei 2017

Mesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.

Baca Selengkapnya

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

4 Mei 2017

Seniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia

Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya