Seorang pendukung pro-Mohamed Mursi membawa poster saat terjadi bentrokan dengan polisi huru-hara di jembatan 6 oktober di wilayah lapangan Ramsis, Kairo, Mesir, (15/7). REUTERS / Mohamed Abd El Ghany
TEMPO.CO, Kairo - Massa pendukung presiden terguling Mohamed Mursi telah bergerak menuju markas pasukan keamanan di Kairo. Hal ini berkaitan dengan pertemuan perwakilan Uni Eropa, Catherine Ashton, dengan pejabat pemerintahan Mesir. Iring-iringan massa ini dikhawatirkan akan kembali membuat bentrokan antara pendukung Mursi dan pihak oposisi.
Unjuk rasa pada Senin malam, 29 Juli 2013, itu tetap berlangsung meskipun sebelumnya ada peringatan dari Dewan Pertahanan Nasional bahwa akan ada tindakan tegas dan tepat terhadap para pengunjuk rasa jika melampaui hak mereka untuk berdemonstrasi secara damai.
Ketegangan meningkat sejak setidaknya 72 orang dibunuh pada salah satu unjuk rasa untuk mendukung Mohamed Mursi di Kairo pada Sabtu lalu.
Khaled al-Khateeb, Kepala Administrasi Pusat Layanan Darurat Mesir, pada Senin, 29 Juli 2013, mengungkapkan, jumlah itu meningkat menjadi 81 orang tewas, belum termasuk petugas kepolisian yang gugur karena luka dan sembilan orang yang terbunuh di Alexandria.
Ribuan demonstran pria dan wanita meneriakkan slogan menentang pemimpin militer Jenderal Abdul Fattah el-Sisi yang memimpin kudeta menggulingkan Mursi.
Koresponden Al Jazeera, D. Parvas, yang melaporkan dari Kairo menggambarkan atmosfer protes berjalan sangat damai. Dia mengatakan para demonstran yang berjalan itu akhirnya balik kembali ke alun-alun saat polisi menghalangi langkah mereka tak jauh dari masjid.
Sebelumnya, Aliansi Anti-Penggulingan Mursi juga meminta para pemilih untuk melakukan aksi besar-besaran pada Selasa. "Kami panggil untuk jutaan orang berunjuk rasa di bawah banner "Martir Kudeta" pada Selasa," demikian diungkapkan aliansi itu.