Wakil Presiden AS Menelpon Ekuador Soal Snowden

Reporter

Editor

Abdul Manan

Minggu, 30 Juni 2013 22:39 WIB

Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden. AP/The Hawk Eye, John Lovretta

TEMPO.CO, Quito - Amerika Serikat kembali meminta Ekuador untuk tak memberi suaka kepada Edward Snowden, pembocor program rahasia badan intelijen Amerika National Security Agency (NSA). Permintaan ini disampaikan melalui telpon oleh Wakil Presiden Amerika Joe Biden kepada Presiden Ekuador Rafael Correa, Sabtu 29 Juni 2013.

Correa, saat berbicara pada siaran televisi, mengatakan, ia terlibat dalam percakapan "ramah" dengan Biden. Tetapi Corera mengatakan, ia tidak bisa memutuskan soal permintaan suaka Snowden sampai ia memasuki wilayah Ekuador.

Snowden adalah mantan kontraktor NSA. Ia keluar dari Amerika dan menuju Hongkong pada 20 Mei. Di negara itu ia membocorkan dua program rahasia NSA yang mengumpulkan catatan telpon pelanggan operator tekomunikasi Amerika dan menyadap internet melalui server perusahaan raksasa internet Amerika kepada media.


Amerika lantas memproses Snowden dan menjeratnya dengan Undang Undang Spionase. Washington meminta Hongkong untuk menahan Snowden sebelum mendeportasinya ke Amerika. Hongkong menolak permintaan itu dan membiarkan Snowden menuju Moskow, Rusia, 23 Juni. Hingga kini, ia diyakini masih di ruang transit internasional bandara Sheremetyevo, Moskow.

Pejabat Ekuador mengatakan bahwa Snowden sudah meminta suaka kepada mereka. Awalnya Ekuador memberi sinyal bahwa pemerintahnya sedang mempelajari permintaan itu. Namun Correa mengatakan Kamis lalu bahwa berdasarkan undang-undang negaranya, permintaan suaka tidak dapat diproses kecuali Snowden ada di Ekuador atau di salah satu kedutaan besar mereka.

"Untuk memproses permohonan suaka, (Snowden) harus dalam wilayah Ekuador. Saat ini, solusi tujuan Snowden ada di tangan pemerintah Rusia,'' kata Correa, dalam wawancara terpisah dengan stasiun TV Ekuador, Oromar.

Di Washington, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Bernadette Meehan menyebut pembicaraan antara Correa dan Biden sebagai "percakapan luas mengenai hubungan bilateral." "Mereka mendiskusikan Snowden, tapi kami tidak akan memberikan rincian tentang diskusi mereka," katanya dalam sebuah e-mail.

Correa juga mengungkapkan kontras sikap sopan Biden dengan perilaku buruk dari beberapa anggota Kongres Amerika yang telah mengancam untuk mengakhiri manfaat perdagangan ekspor Ekuador ke Amerika Serikat jika negara itu memutuskan untuk memberikan perlindungan kepada Snowden.

Tidak jelas bagaimana Snowden bisa ke Ekuador atau ke salah satu kedutaan besarnya. Amerika telah mencabut paspornya, dan Correa membantah laporan bahwa Ekuador memberinya dokumen yang memungkinkannya melakukan perjalanan internasional.

New York Times | Abdul Manan

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya