Kardinal Austria Christoph Schoenborn. REUTERS/Stefano Rellandini
TEMPO.CO, Wina – Ibu Kardinal Austria Christoph Schoenborn berharap putranya tidak terpilih menjadi paus karena khawatir nantinya tidak akan bisa lagi bertemu. “Seluruh keluarga takut Christoph akan terpilih menjadi paus,” kata Eleonore Schoenborn, 92 tahun, kepada surat kabar Kleine Zeitung.
Sebanyak 115 kardinal berkumpul di Roma untuk memilih paus baru, Selasa, 12 Maret 2013.
Dalam pidato perpisahan Paus Benediktus XVI, disebutkan bahwa paus menjadi milik gereja. Inilah yang dikhawatirkan Eleonore. Jika anaknya terpilih, artinya semuanya berakhir bagi dia. “Saya tidak akan dapat melihat Christoph lagi karena saya tidak punya kekuatan untuk bepergian ke Roma.”
Kardinal Schoenborn, 68 tahun, kerap disebut-sebut sebagai kandidat paus. Mantan siswa Benediktus dengan sentuhan pastoral yang tidak dimiliki sang Paus, Uskup Agung Wina, telah menjadi bintang sejak mengedit katekismus gereja tahun 1990-an.
Namun sikap kehati-hatian terhadap reformasi dan ketidaksenangan beberapa pastor Austria bisa menghalanginya. Dia menemui ibunya selama beberapa pekan setiap tahun. Christoph juga rutin menelepon setiap Sabtu, kata Eleonore, yang tinggal di ujung lain Austria, Provinsi Vorarlberg.
Di Keuskupan Wina, Christoph cukup berpengaruh. Namun memimpin 1,2 miliar umat Katolik akan menjadi tantangan yang besar baginya. Eleonore tidak yakin anaknya mampu menangani intrik di Vatikan. “Intrik di Wina saja cukup untuknya,” kata Eleonore.
Surat kabar itu melaporkan, Kardinal Schoenborn berusaha menentramkan keluarga sebelum menghadiri konklaf. “Jangan cemas, saya jelas tidak akan menjadi paus.”