Kartel Obat Bius Meksiko Mungkin Menyasar CIA

Reporter

Rabu, 3 Oktober 2012 19:42 WIB

CIA

TEMPO.CO, Meksiko - Seorang pejabat senior Amerika Serikat mengatakan ada bukti lapangan yang kuat bahwa polisi federal Meksiko yang menembaki mobil Kedutaan AS dan melukai dua agen CIA bekerja untuk kartel obat bius.

Ketika dikonfirmasi pada Selasa, 2 Oktober 2012, seorang pejabat Meksiko, yang mengetahui kasus penyergapan pada 24 Agustus 2012, itu membenarkan bahwa jaksa sedang menyelidiki apakah Kartel Beltran Leyva berada di balik penyerangan itu.

Sebuah mobil SUV dengan pelat nomor diplomatik diserang di jalanan pedesaan dekat Cuernavaca di sebelah selatan Kota Meksiko. Polisi Federal, yang menghadapi tuduhan korupsi dan disusupi kartel obat bius, menyatakan penembakan itu hanya soal salah identifikasi ketika petugas sedang memeriksa kasus penculikan pegawai pemerintah di wilayah itu.

Seorang pejabat AS yang terlibat penyelidikan mengatakan tidak mungkin penembakan dilakukan hanya dengan alasan melanggar lalu-lintas. Dia mengatakan penembakan itu memang disengaja untuk membunuh para penumpang mobil.

Selembar foto SUV Toyota berwarna abu-abu, yang biasa digunakan agen antiobat bius, DEA, tampak penuh dengan bekas tembakan. Kedutaan AS menyebutkan insiden itu sebagai “penyergapan”.

“Bukti-bukti di lapangan sangat kuat,” ujar pejabat AS itu perihal keterlibatan polisi federal Meksiko.

Namun, Kementerian Luar Negeri AS menolak mengomentari detail penyerangan tersebut. “Kami tidak akan berkomentar atas penyelidikan yang sedang berlangsung,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, William Ostick.

Pejabat Meksiko mengatakan para anggota Kartel Beltran Leyva itu menyerang orang-orang di mobil itu karena mereka beranggapan orang-orang itu sedang menyelidiki kartel. Boleh jadi para penyerang tidak mengetahui orang-orang di mobil itu adalah warga Amerika.

Lokasi kejadian merupakan wilayah yang dikuasai kartel yang dipimpin oleh Hector Beltran Leyvan setelah angkatan laut membunuh saudara lelakinya, gembong obat bius Arturo Beltran Leyva, di Cuernavaca pada akhir 2009.

Beltran Leyva beraliansi dengan kartel besar Meksiko, Sinaloa, yang dipimpin oleh gembong obat bius yang dicari-cari Joaquin "El Chapo" Guzman. Geng tersebut pecah pada 2008 menjadi geng-geng kecil.

Dua agen CIA itu sedang menuju instalasi militer bersama seorang Kapten Angkatan Laut Meksiko ketika penembakan terjadi. Mobil tersebut berusaha meloloskan diri tetapi tiga mobil lain ikut memburunya.

“Ada seseorang dengan senjata otomatis menembaki dengan tujuan menembus mobil dan membunuh mereka yang ada di dalamnya,” kata seorang pejabat AS.

Kamera pengawas di sekitar tempat kejadian merekam dua mobil sipil mengepung SUV Kedutaan Amerika itu. Dua korban terluka sudah dipulangkan ke Amerika. Kapten Angkatan Laut Meksiko juga terluka.

Dua belas petugas polisi federal Meksiko menjadi tahanan rumah sedangkan 51 lainnya bersaksi dalam perkara itu.

Raul Benitez, pakar keamanan di National Autonomous University, mengatakan sumber militer Meksiko membisikkan bahwa penembakan itu bukan kesalahan dan tujuannya memang membunuh tiga penumpang mobil itu.

“Mobil dan penumpang yang sama naik-turun selama sepekan. Jadi, mungkin beberapa pengintai yang bekerja untuk penyelundup obat bius menginformasikannya ke polisi atau ke anggota Beltran soal mobil itu,” kata Benitez. Dia mengatakan polisi pasti tahu kalau mereka menyerang mobil diplomatik itu.

AP | SAPTO YUNUS

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya