Starbucks Amerika Akan Menjual Bir  

Reporter

Editor

Selasa, 24 Januari 2012 11:53 WIB

Starbucks. AP/Ted S. Warren

TEMPO.CO, New York - Starbucks Corp selama ini menawarkan deretan menu kopi dari pelbagai jenis kepada pelanggannya. Namun, awal 2012, waralaba tersebut mengeluarkan ide untuk menjual bir dan anggur pada sejumlah gerai di Atlanta dan daerah selatan California. Kabarnya, rencana tersebut akan direalisasikan pada akhir tahun ini.

Tidak hanya bir dan anggur saja yang akan disajikan Starbucks. Toko kopi itu juga akan menambah pilihan panganan yang tersedia, seperti camilan gurih, keju, dan roti. Deretan menu baru tersebut akan tersedia pada empat atau enam gerai di Atlanta dan California Selatan.

"Penjualan minuman beralkohol dan kudapan itu sudah dilakukan pada lima gerai di Seattle pada Oktober 2010 lalu dan satu gerai di Portland, Oregon," tulis situs berita ABS CBNNEWS.

Starbucks memang baru berencana, namun pandangan skeptis telah datang dari sejumlah pelanggannya. Contohnya adalah Doug Tanaka, 48 tahun, yang bekerja sebagai polisi. Tanaka berpendapat gerai kopi dengan bar harus dibedakan.

"Kalau ingin minum bir, saya pergi ke bar. Saat minum kopi di Starbucks, saya membawa cucu dan saya tidak mau berurusan dengan orang mabuk," kata Tanaka.

Sedangkan, menurut Sean Petersen, 39 tahun, anggur dan bir tidak cocok dijual pada gerai kopi. "Ketika saya datang ke Starbucks, yang ada dalam pikiran adalah kopi, bukan alkohol," ujar insinyur tersebut.

Kritikan juga datang dari Direktur Lembaga Alcohol Justice, Sarah Mart. Kata Mart, Amerika sudah memiliki banyak bar, toko, dan restoran yang menjual minuman beralkohol.

"Lebih banyak tempat yang menjual alkohol, maka risiko yang menimbulkan bahaya semakin besar. Seperti minum alkohol di bawah umur," ujar Mart.

Senior Vice President Operation Starbucks untuk wilayah Amerika Serikat, Clarice Turner, mengatakan penjualan alkohol akan dimulai pukul 14.00 waktu setempat pada hari kerja dan jam 12.00 saat akhir pekan. Alasan penjualan itu sendiri karena Starbucks melihat pelanggan menggunakan gerainya sebagai tempat singgah dalam perjalanan dari kantor menuju rumah.

"Banyak orang yang mencari tempat hangat untuk bersantai dan bertemu dengan teman atau kerabatnya," ujar Turner.

Nantinya, dia melanjutkan, persediaan bir dan anggur tidak akan dipajang pada etalase gerai. Minuman beralkohol tersebut tetap tersimpan di lemari belakang toko. "Karenanya, pelanggan berusia di bawah 21 tahun masih tetap bisa masuk," kata dia.

Selain Starbucks, waralaba lain yang juga menyediakan minuman beralkohol adalah Burger King dan Sonic Corp. Meski begitu, Starbucks menegaskan tidak akan menjual minuman alkohol pada seluruh gerai di Amerika yang saat ini jumlahnya mencapai 11.000 toko.

Lalu bagaimanakah realisasi rencana tersebut? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

ABS CBNNEWS | LA TIMES | CORNILA DESYANA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya