TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan penguasa militer Panama Manuel Noriega akan diektradisi dari Prancis menuju negara asalnya setelah menjalani hukuman kasus korupsi. Ia akan diterbangkan dengan menggunakan pesawat dari Orly airport, Paris, menuju Madrid, Spanyol, sebelum diterbangkan ke Panama.
Menteri Luar Negeri Panama menyebutkan tim dokter Prancis telah memastikan mantan orang kuat Panama itu cukup sehat untuk diekstradisi ke negaranya dari Prancis. Tim dokter gabungan Prancis-Panama melakukan pemeriksaan fisik terhadap Noriega. Hasilnya, menurut mereka, Manuel Antonio Noriega Moreno "pada kondisi siap melakukan perjalanan" kembali ke negara yang di bawah kekuasaannya sebelum diusir usai invasi Amerika Serikat tahun 1989.
Noriega, 77 tahun, akan ditahan di penjara Panama setelah disidang absentia dalam kejahatan politik selama berkuasa (1983-1989). Ia diekstradisi ke Prancis setelah mendapat ganjaran hukuman 20 tahun oleh penjara federal Amerika Serikat di Miami Florida.
"Pemerintah Prancis akan menyerahkan Noriega ke petugas tahanan Panama lewat penerbangan dari Orly Airport Paris pukul 7.00 am waktu setempat pada Minggu ini," kata pengacara Noriega Julio Berrios kepada AFP.
Ricardo Martinelli, Presiden Panama, mengatakan Noriega akan ditahan segera setelah datang dari Prancis. Namun, di bawah aturan Panama, Noreiga masih berhak mengupayakan tahanan rumah karena berusia lebih dari 70 tahun.
Kedatangan Noriega ke Panama merupakan pertama kalinya sejak berkuasa enam tahun mulai 1983, sebelum akhirnya diusir setelah invasi Amerika Serikat akhir 1989. Dia kemungkinan akan diterbangkan dari bandara Panama City menggunakan helikopter menuju penjara El Renacer di Panama Canal.
Noriega ditahan Prancis atas tuduhan pencucian uang. Dia diektradisi ke sana pada 2010 setelah menjalani hukuman penjara 17 tahun di Amerika Serikat atas tuduhan penyelundupan obat terlarang. Dia juga menghadapi tuntutan dari Panama hukuman dua puluh tahun atas kasus pembunuhan dua lawan politiknya pada 1980-an.
AP | AFP | ALJAZEERA | PURWANTO
Berita terkait
Perangi Gengster, Pasukan Khusus El Salvador Dibekali Ini
21 April 2016
El Salvador tercatat memiliki rekor kasus pembunuhan tertinggi di dunia yang sebagian besar disebabkan perang antargeng.
Baca SelengkapnyaMantan Gerilyawan Jadi Presiden El Salvador
2 Juni 2014
Salvador Sanchez Ceren, 69 tahun, menjadi mantan gerilyawan pertama yang memimpin negara di Amerika Tengah itu.
Baca SelengkapnyaBus di El Salvador Diserang, 6 Orang Tewas
24 Mei 2014
Tiga di antara enam korban tewas merupakan aparat penegak hukum.
Baca SelengkapnyaPasca 37 Tahun, Gunung di El Salvador Meletus Lagi
30 Desember 2013
Belum ada laporan mengenai korban jiwa dan luka. Pemerintah telah memperingatkan warga sejak awal sehingga jatuhnya korban bisa dihindari.
Baca SelengkapnyaRelawan Sibuk Menggali Longsor Akibat Badai Agatha
1 Juni 2010
Amuk badai tropis Agatha menimbulkan longsor dan banjir lumpur sehingga membuat para relawan sibuk menggali tubuh-tubuh para korban dari lumpur di Guatemala pagi tadi.
Baca SelengkapnyaBadai Amerika Latin Membunuh 86 Orang
31 Mei 2010
Korban diperkirakan bertambah, 74 ribu orang mengungsi.
Baca SelengkapnyaBanjir Menyapu El Salvador 91 Orang Tewas
9 November 2009
Pekerja penyelamat berusaha menyelamatkan para korban dengan menggali, tetapi lumpur menumpuk begitu tinggi yang hampir menelan kendaraan. Banyak jalan-jalan buntu karena terblokir oleh batu-batu besar.
Baca SelengkapnyaEL Salvador Tarik Pasukannya dari Irak
24 Desember 2008
El Salvador telah menempatkan pasukan di Irak sejak 2003 sebagai bagian dari pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaFelix Berlalu, Banjir Mengancam
5 September 2007
Badan Nasional Kelautan dan Atmosfer Amerika Serikat NHC Rabu (5/9) kemarin menyatakan Honduras dan Nikaragua bakal dilanda banjir bandang disertai longsor menyusul serangan Badai Tropis Felix ke wilayah itu pada Selasa (4/9) lalu.
Baca SelengkapnyaPenjara El Salvador Rusuh
7 Januari 2007
Kerusuhan dikabarkan karena terjadi perselisihan antargeng, 17 korban meninggal
Baca Selengkapnya