TEMPO.CO, New York--Korea Utara terus mendapat kecaman dari berbagai pihak pasca-uji coba nuklir yang dilakukannya pekan lalu, salah satunya adalah Amerika Serikat.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB) yang digelar pada Senin 4 September 2017, Nikki Haley, Duta Besar AS untuk PBB menegaskan akan terus mengupayakan sanksi paling berat untuk Korea Utara sebagai bentuk kecaman atas tindakan tersebut.
Haley juga menyebutkan bahwa tindakan uji coba nuklir tersebut merupakan upaya Korea Utara memancing perang.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga dilaporkan menjual senjata baru bernilai miliaran dolar kepada Korea Selatan untuk memberikan tekanan terhadap Korea Utara.
Baca: Senator AS: Trump Tak Butuh Izin Kongres untuk Serang Korea Utara
Hal ini juga menunjukkan komitmen Amerika Serikat untuk melindungi wilayah dan negara – negara sekutunya.
Melalui akun twitter resminya, Trump juga mengancam akan melakukan perang dagang antara AS dan negara – negara yang berbisnis dengan Korea Utara. AS akan menghentikan perdaganagn dengan negara - negara tersebut.
Meski demikian, nyatanya hingga saat ini, ancaman tersebut belum ditindaklanjuti mengingat hal tersebut akan berpengaruh terhadap ekonomi AS sendiri.
Selain Donald Trump, Angela Merkel Kanselir Jerman juga mengecam keras uji coba nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara.
Menurut juru bicara Pemerintah Jerman Steffen Seibert, melalui sebuah sambungan telepon dengan Donald Trump, Merkel menyatakan bahwa Jerman akan mengupayakan sanksi terberat untuk Korea Utara melalui Uni Eropa.
Pada tanggal 11 September mendatang 15 anggota Dewan Keamanan PBB akan melakukan pengambilan suara terkait draft sanksi yang diajukan Duta Besar Amerika Serikat untuk Korea Utara.
KISTIN SEPTIYANI | ANTARA | BISNIS