TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Rusia sepakat gencatan senjata dalam konflik di Suriah. Kesepakatan ini tercapai setelah Presiden Amerika Donald Trump bertatap muka untuk pertama kalinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela pertemuan G-20 di Hamburg, Jerman.
Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, mengatakan kesepakatan gencatan senjata ini merupakan langkah awal dan dapat menjadi permulaan kerja sama kedua negara di Suriah.
"Ini indikasi awal tentang AS dan Rusia dapat bekerja sama," kata Tillerson dikutip dari CNN, Sabtu, 8 Juli 2017.
Tillerson mengisahkan kedua pemimpin negara ini banyak berdiskusi soal wilayah lainnya di Suriah yang dapat menjadi lokasi kerja sama Amerika dan Rusia.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuturkan dalam pertemuan ini Amerika, Rusia, dan Yordania sepakat mengeluarkan memorandum bersama mengenai pembentukan zona deeskalasi di wilayah barat daya Suriah, yaitu Daraa, Quneitra, dan Suwayda.
Rencananya gencatan senjata ini akan mulai diberlakukan di zona deeskalasi ini mulai siang hari, 9 Juli 2017, waktu Damaskus. Polisi militer Rusia bersama pasukan Amerika dan Yordania mula-mula akan memastikan keamanan di sekitar zona deeskalasi tersebut.
“AS dan Rusia berjanji untuk memastikan bahwa semua kelompok di sana mematuhi gencatan senjata dan memberikan akses kemanusiaan," kata Lavrov.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri Rusia mengatakan hingga kemarin mereka masih memikirkan bagaimana memberlakukan dan mengawasi gencatan senjata tersebut.
Pejabat tersebut menuturkan langkah ini merupakan langkah awal yang penting untuk mulai membangun lingkungan yang lebih baik demi kemajuan yang lebih jauh.
CNN | AHMAD FAIZ