Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Krisis Listrik di Jalur Gaza, Hamas Salahkan Otoritas Palestina

image-gnews
Seorang wanita memanggang roti di sebuah tenda yang didirikan dibelakang rumahnya di Khan Younis, Gaza Strip, Palestina, 19 Desember 2016. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Seorang wanita memanggang roti di sebuah tenda yang didirikan dibelakang rumahnya di Khan Younis, Gaza Strip, Palestina, 19 Desember 2016. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Iklan

TEMPO.CO, Gaza - Satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza, Palestina  telah berhenti memproduksi listrik setelah kehabisan bahan bakar. Alhasil, listrik padam di seluruh wilayah di jalur Gaza.

Sekitar dua juta orang yang tinggal di Gaza yang dikuasai faksi Hamas saat ini hanya dialiri listrik dua sampai empat jam sehari. Hal itu mengakibatkan sekolah, rumah sakit dan beberapa unit usaha tidak dapat beroperasi sepenuhnya.

Selain itu, warga Gaza juga kesulitan mendapatkan air untuk mandi, memasak, dan mencuci gara-gara pompa air bergantung pada listrik. 

Baca juga:Di Akhir Jabatan, Obama Teken Dana Rp 2,9 T untuk Palestina

Dalam beberapa bulan terakhir, Hamas menggunakan dana bantuan dari Qatar dan Turki untuk membeli solar guna menjalankan pembangkit listrik. Namun kelompok militan tersebut menuduh Otoritas Palestina Tepi Barat atau PA, yang mengkoordinasikan pengiriman, menaikkan harga dengan menerapkan pajak yang tidak adil.

Pada konferensi pers pada hari Senin, pejabat otoritas Gaza, Fathi al-Sheikh Khalil mengatakan bahwa perselisihan baru antara otoritas listrik di Gaza dan PA yang dipimpin Fatah menyebabkan ketidakpastian waktu pengiriman bahan bakar berikutnya.

"Bahan bakar untuk pembangkit listrik sudah tidak mampu dibeli karena pajak bahan bakar yang tinggi yang diberlakukan PA setelah dana asing habis," kata Khalil, seperti yang dilansir Independent pada 19 April 2017.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca juga: Berkomplot dengan Israel, 6 Pria Palestina Dihukum Mati Hamas

Khalil juga menuding PA  berusaha untuk memicu krisis listrik di wilayah Gaza untuk melemahkan Hamas.

Hamas menguasai Gaza dari Fatah, partai PA utama yang berbasis di Tepi Barat, pada 2007. Hal itu menyebabkan pemblokiran melalui darat dan laut oleh Israel yang telah menyulitkan impor barang dan jasa serta memperburuk minimnya pasokan listrik.

Selama musim dingin beberapa warga Gaza terpaksa membakar batu bara dan kayu bekas di dalam rumah atau menggunakan pemanas minyak tanah tua yang tidak dapat diandalkan.

Kekurangan bahan bakar hanyalah salah satu masalah parah di wilayah Gaza yang 96 persen airnya tidak dapat diminum, dan 46 persen penduduknya menganggur. Dan, lebih dari 80 persen penduduk Gaza bergantung pada bantuan internasional.

INDEPENDENT|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

8 jam lalu

Seorang anak perempuan Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

Sekelompok 18 negara meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menerima perjanjian gencatan senjata.


Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

11 jam lalu

Koalisi mahasiswa Universitas Michigan berkumpul di sebuah perkemahan di Diag untuk menekan universitas tersebut agar melepaskan dana abadinya dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel atau dapat mengambil keuntungan dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di kampus perguruan tinggi Universitas Michigan  di Ann Arbor, Michigan, AS, 22 April 2024. REUTERS/Rebecca Cook
Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.


Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

1 hari lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kementerian Pertahanan Isreal Dikabarkan Bersiap Menyerang Rafah

Kementerian Pertahanan Israel membeli 40 ribu tenda sebagai bagian dari upaya mengevakuasi pengungsi Gaza di Rafah


Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

1 hari lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Lusinan warga Palestina yang tidak diketahui identitasnya dimakamkan di pemakaman massal di Gaza setelah pemerintah Israel menyerahkan jenazah yang mereka simpan di Israel. REUTERS/Mohammed Salem
Fakta-fakta Penemuan Kuburan Massal 300 Mayat di Rumah Sakit di Gaza

300 mayat ditemukan dalam kondisi terikat di rumah sakit di Gaza. Di antara mayat itu adalah wanita dan anak-anak.


Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

1 hari lalu

Tslil Ben Baruch, 36, memegang plakat ketika para demonstran menghadiri protes 24 jam, menyerukan pembebasan sandera Israel di Gaza dan menandai 100 hari sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas.  di Tel Aviv, Israel, 14 Januari 2024. REUTERS/Alexandre Meneghini
Hamas Rilis Video Sandera Amerika Masih Hidup

Hamas merilis kondisi terkini sandera asal Amerika Serikat yang dalam keadaan sehat.


Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

2 hari lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Qatar: Tidak Ada Pembenaran untuk Akhiri Kehadiran Hamas di Doha

Qatar menyatakan tetap berkomitmen dalam upaya memediasi gencatan senjata antara Hamas dan Israel.


Bos Intel Israel Mundur karena Gagal Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

3 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
Bos Intel Israel Mundur karena Gagal Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Kepala Intelijen Israel mundur dari jabatannnya karena merasa gagal mengantisipasi serangan Hamas. Sebaliknya dengan Netanyahu.


5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

3 hari lalu

Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Karim Khan di Den Haag, Belanda, 12 Oktober 2023. REUTERS/Piroschka van de Wouw
5 Negara Laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC, Berikut Profil International Criminal Court

Setidaknya 5 negara laporkan PM Israel Benjamin Netanyahu ke ICC. Negara mana saja? Sejauh mana kewenangan ICC bisa menanganinya?


Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

5 hari lalu

Ismail Haniyeh REUTERS
Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

Pengadilan Israel mendakwa saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh atas tuduhan menghasut untuk melakukan terorisme.


Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

5 hari lalu

Recep Tayyip Erdogan. AP Photo
Recep Tayyip Erdogan Rapat dengan Ketua Hamas Bahas Perang Gaza

Recep Tayyip Erdogan dalam rapat dengan Hamas, berjanji memberikan dukungan pada warga Gaza yang saat ini menderita akibat perang Gaza