TEMPO.CO, Perth - Sebuah pesawat jenis flying boat Grumman G-73 Mallard jatuh di Swan River, Perth, Australia, Kamis, 26 Januari 2017. Dua orang tewas akibat peristiwa tersebut.
Komisioner Kepolisian Australia Barat, Stephen Brown, mengatakan hanya ada dua orang di dalam pesawat, yaitu Peter Lynch dan Endah Cakrawati. Peter, 52 tahun, merupakan seorang pengusaha. "Sementara Endah berusia 30 tahun dan berasal dari Indonesia," katanya seperti dilansir Daily Telegraph, Kamis, 26 Januari 2017.
Manajer Investigator Aviasi Australian Transport Safety Bureau, Greg Madden, mengatakan penyebab jatuhnya kapal terbang masih diselidiki. "Kami menargetkan selama 12 bulan hasil akhirnya sudah keluar," ujarnya, seperti dilansir Perth Now, Kamis.
Madden mengatakan model kapal terbang yang diterbangkan Peter tidak memerlukan data penerbangan atau perekam suara di kokpit. Namun ia menduga masih ada alat perekam lain di dalam kapal terbang.
Investigator mengumpulkan keterangan saksi dan rekaman video yang bisa membantu investigasi. Salah satunya Stephen Brown, yang menjadi saksi peristiwa tersebut. Brown sedang berada tidak jauh dari sungai saat itu. Brown melihat pesawat tersebut sempat menukik sebelum terjun ke air dan terbelah dua.
Akibat peristiwa tersebut, Pemerintah Kota Perth membatalkan peluncuran kembang api dalam rangka hari kemerdekaan Australia. "Untuk menghargai korban tewas, kami membatalkan Sky-show," kata Wali Kota Perth Lisa Scaffidi. Pengunjung pun diminta meninggalkan lokasi kejadian.
Stuart McInnes, salah seorang pengunjung, mengapresiasi pembatalan tersebut. Ia merasa sedih setelah mengetahui kedua korban tidak bisa diselamatkan. "Sangat menyedihkan. Saya pikir penyelenggara sudah melakukan hal yang tepat dengan membatalkan acaranya," tuturnya.
VINDRY FLORENTIN | PERTH NOW | DAILY TELEGRAPH