TEMPO.CO, Teheran - Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Jaberi Ansari, mengatakan, bantuan dunia internasional untuk Suriah harus diberikan tanpa syarat. Dia meminta rakyat Suriah yang menentukan nasibnya sendiri.
Berbicara di depan Sekretaris Jenderal Bantuan Luar Negeri Eropa (EEAS) Helga Schmid di Brussel, Rabu, 11 Januari 2017, Jaberi Ansari menekankan bahwa bantuan kemanusiaan dan pembangunan kembali Suriah akibat perang harus tanpa syarat.
Dia menambahkan, solusi militer untuk mengatasi perang yang telah berjalan selama enam tahun harus dikesampingkan.
"Negara-negara yang terlibat dalam proses perdamaian harus bertindak sebagai pendukung dan fasilitator, biarlah rakyat Suriah sendiri yang menentukan nasib negaranya," kata Jaberi Ansari.
Menanggapi ucapan Ansar, Schmid yang memimpin pertemuan mengatakan, Uni Eropa sengaja mengadakan pertemuan dengan Iran karena negeri itu sebagai pemain kunci dalam persoalan krisis Suriah.
"Kami ingin mengakhiri perang di negeri Arab," ucapnya.
Dia menjelaskan, rencana membantu Suriah termasuk gencatan senjata dan proyek rekonstruksi harus melalui lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa atau lembaga lain.
Rusia, Iran dan Turki beruspaya mengakhiri perang dengan menggelar perundingan gencatan senjata antata pemerintahan Damaskus dengan oposisi Suriah, di luar ISIS dan Jabhat Fateh al-Sham.
Perundingan selanjutnya disusul pembicaraan perdamaian babak baru anatara pemerintah Suriah dengan oposisi di Astana, Kazakhstan, pada akhir Januari 2017.
Namun perundingan itu terancam batal karena oposisi meminta Suriah menghentikan serangan ke Wadi Barada, sumber suplai dair ke Damaskus.
TASNIM NEWS | CHOIRUL AMINUDDIN
.