TEMPO.CO, Istanbul - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan muncul pada hari Sabtu di antara kerumunan pendukungnya di bandara utama Istanbul. Rekaman yang disiarkan di media lokal menunjukkan, Erdogan muncul hanya beberapa jam setelah upaya dramatis oleh faksi militer untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.
Kedatangan Erdogan di Istanbul terjadi setelah Perdana Menteri Binali Yildirim mengatakan pada penyiar NTV bahwa situasi di Turki "sebagian besar di bawah kendali". Sebelumnya, Erdogan tengah berada di Marmaris, sebuah kota pantai di Turki.
Berbicara pada konferensi pers, Erdogan mengatakan upaya untuk menggulingkannya dari kekuasaan adalah "tindakan pengkhianatan" dan mereka yang berada di balik rencana kudeta akan "membayar harga yang mahal".
Dia mengatakan dirinya akan tetap tinggal dengan rakyatnya dan tidak akan pergi ke mana pun setelah terbang kembali ke Istanbul dari Marmaris. "Tak lama setelah saya pergi, saya diberitahu bahwa mereka melakukan pengeboman di lokasi-lokasi di mana saya berada di sana sebelumnya," katanya kepada wartawan. "Saya menduga mereka berpikir saya itu masih ada di situ ketika mereka mengebom tempat-tempat itu."
Pejabat Turki menyatakan empat puluh dua orang tewas di ibukota Ankara. Tujuh belas dari mereka yang tewas adalah polisi, katanya. Erodgan mengatakan bahwa pelaku kudeta adalah pendukung Fethullah Gulen yang kini tinggal di Amerika Serikat.
Yildirim mengatakan lebih dari 120 orang ditangkap, banyak di antaranya adalah perwira militer. Perdana menteri mengatakan militer telah diperintahkan oleh presiden untuk menembak jatuh pesawat yang dibajak oleh orang-orang yang terlibat dalam upaya kudeta.
Sebelumnya, para pejabat mengatakan jet tempur telah menembak jatuh sebuah helikopter yang digunakan oleh pemberontak.
Yildirim juga mengatakan memberlakukan zona larangan terbang di atas ibu kota Ankara. Sebanyak 50 personel militer dikabarkan ditangkap.
Setidaknya dua ledakan keras terdengar di pusat Istanbul, berasal dari lingkungan dekat dengan Taksim Square. Ada juga laporan yang menyebut ledakan terjadi di gedung parlemen di Ankara.
Upaya kudeta diluncurkan pada Jumat ketika faksi dari tentara memblokade jembatan, jet tempur berseliweran di langit, dan tembakan serta keras ledakan terdengar di Istanbul, kota terbesar di negara itu dan Ankara, ibukota negara.
Lembaga penyiaran negara diambil alih dan presenter membacakan pernyataan dari faksi militer yang melakukan kudeta. Belakangan, sang presenter menyatakan ia dipaksa melakukannya di bawah todongan senjata.
INDAH P | TELEGRAPH