TEMPO.CO, Kuala Lumpur -Blaine Gibson, seorang petualang asal Amerika yang menemukan bangkai pesawat di lepas pantai Mozambik, Afrika , yang diduga puing pesawat Malaysia Airlines nomor MH 370. Gibson mengatakan sebuah keberuntungan jika puing yang ditemukan berasal dari pesawat yang hilang dua tahun lalu.
Gibson, yang mengatakan telah mencari pesawat MH 370 selama setahun terakhir, berangkat ke Malaysia untuk menghadiri upacara peringatan 2 tahun hilangya pesawat. Upacara pada Minggu, 6 Maret 2016, diselenggarakan oleh keluarga 239 korban yang hilang bersama pesawat.
Berbicara di bandara luar Kuala Lumpur, dikutip dari laman ABC News, Gibson mengatakan ia tidak menginginkan publisitas atas penemuannya sampai potongan puing dinilai penyidik. Ternyata berita tentang penemuan puing itu bocor.
Baca juga: Miley Cyrus Akan Tinggalkan Amerika jika Trump Jadi Presiden
Pria 58 tahun yang berprofesi sebagai pengacara - dari Seattle Amerika - menolak kesimpulan puing berasal dari MH 370. Ia beralasan tiga pesawat besar telah jatuh di wilayah itu sebelumnya. "Saya ingin mengatakan penemuan itu sangat beruntung jika (puing) ternyata berasal dari Malaysia 370," kata Gibson, yang mengenakan T-shirt hitam bertuliskan "MH370 Search On."
Bahkan jika potongan tidak berasal dari pesawat MH370, yang hilang pada 8 Maret 2014, Gibson mengatakan penemuannya masih bisa berguna. "Memberikan petunjuk untuk bencana udara lain atau meningkatkan kesadaran publik bahwa misteri pesawat 370 masih belum diselesaikan," ujarnya.
Baca juga: Penghuni Rumah Jompo dan 4 Biarawati Tewas Dibantai di Yaman
Gibson berharap temuannya akan mendorong lebih banyak orang di dekat lokasi untuk menyisir pantai, mencari petunjuk dan menyerahkan setiap benda seperti barang penumpang atau puing pesawat kepada pihak berwenang untuk dinilai.
Potongan puing temuan Gibson kini berada di tangan otoritas penerbangan sipil Mozambik dan diharapkan dikirim ke Australia minggu-minggu mendatang untuk diperiksa. Australia adalah negara yang memimpin pencarian MH370.
Gibson mengaku tidak melakukan perjalanan ke Mozambik secara spesifik untuk mencari pesawat. Dia suka bepergian dan kebetulan berada di Mozambik, negara ke-177 yang ia telah dia kunjungi.
Baca juga: Menlu Palestina Al Maliki: Dunia Muslim Hargai Indonesia
Dia tiba di Mozambik pada 20 Februari 2015 dan menghabiskan waktu tamasya sebelum memutuskan mencari puing pesawat seminggu kemudian. Ia menyewa kapal dan pergi ke gundukan pasir di pantai. Gundukan pasir disarankan oleh pemandu wisata lokal karena itu adalah tempat mereka bisa menjumpai nelayan membersihkan tali dan barang-barang lain yang berasal dari laut.
Saat sedang berusaha menemukan gundukan pasir itulah, pemandu wisata melihat potongan tergeletak di atas pasir.
Gibson mengatakan ia mulai aktif mencari pesawat tahun lalu, membawanya ke pantai di Maladewa, Mauritius, Kamboja, Myanmar dan pulau Reunion di Perancis.
Dia menghadiri peringatan ulang tahun pertama hilangnya pesawat MH370 di Malaysia tahun lalu, dan bahwa perjalanannya kembali untuk merayakan ulang tahun kedua direncanakan sebelum penemuan. Ia mengaku telah berkenalan dengan beberapa kerabat penumpang MH 370 melalui Facebook.
Baca juga: Korban Pelecehan Seksual Kecewa kepada Paus Fransiskus
Gibson mendanai sendiri pencarian dan belum pernah menerima uang dari siapapun. Ia tidak memiliki rencana untuk menulis buku, mengatakan fokusnya adalah menemukan petunjuk dan menemukan pesawat.
Ketika ditanya apa yang mendorongnya melakukan pencarian MH 370? "Kombinasi dari dua hal: cinta saya pada perjalanan, petualangan dan pemecahan misteri, bersama dengan keprihatinan yang sangat mendalam bagi keluarga semua orang di pesawat menggerakan saya dalam pencarian ini," kata Gibson.
Gibson mengatakan sebelum ini ia telah melakukan perjalanan ke Siberia untuk menyelidiki benturan meteor dan ke Amerika Tengah sebagai relawan dalam ekspedisi arkeologi untuk mencari tahu mengapa peradaban Maya punah.
ABC NEWS | MECHOS DE LAROCHA