TEMPO.CO, Jakarta - Gembong narkotika, Joaquin Guzman Loera alias El Chapo, tertangkap lewat penelusuran jejak komunikasi orang-orang terdekatnya. “Penelusuran jejak komunikasi orang terdekat Guzman berperan penting dalam penangkapannya,” kata petugas penegak hukum Amerika Serikat, seperti dilansir dari CNN pada Minggu, 10 Januari 2016.
Jejak komunikasi salah satunya ditelusuri melalui telepon genggam orang terdekat Guzman. Buronan itu menggunakan teknik bersembunyi yang sama dalam pelarian keduanya. Ia berlindung di balik ketiak orang dekatnya. "Sama dengan penyebab tertangkapnya Guzman pertama kali, terlalu dekat dengan orang di sekelilingnya," kata petugas tersebut.
Pemerintah Meksiko bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam pengintaian tersebut. Orang terdekat Guzman diketahui berkomunikasi dengan beberapa aktor dan produser. Jaksa Agung Meksiko Arely Gomes mengatakan Guzman berencana membuat film biografi tentangnya. Dari komunikasi itu, kepolisian dan militer Meksiko mendapat jalur investigasi baru.
"Kami mampu melacak lokasi Guzman setelah mengetahui keinginannya membuat film biografi," katanya. Guzman ditangkap kembali di Los Mochis, Sinaloa, Meksiko pada Sabtu, 9 Januari 2016, setelah enam bulan menjadi buronan paling dicari oleh pemerintah Meksiko. Angkatan Laut Meksiko menggerebek sebuah rumah di Los Mochis untuk menangkapnya.
Guzman saat itu dilindungi oleh orang-orang bersenjata dan warga setempat yang menyebutnya sebagai Robinhood modern. Baku tembak terjadi dan mengakibatkan lima tersangka meninggal. Enam orang komplotan El Chapo kemudian ditahan. Satu orang personel Angkatan Laut Meksiko terluka.
Kabar penangkapan pemilik kartel narkotik itu diumumkan langsung oleh Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto melalui akun Twitter, Jumat, 8 Januari 2016 waktu setempat. "Misi tuntas. Kami telah mendapatkannya," tulisnya. Saat ini El Chapo berada di dalam penjara Altiplano, sebuah penjara dengan pengamanan maksimal di pusat Meksiko.
Guzman terlibat perselisihan dengan sesama gembong narkotik pada 1990-an yang berujung baku tembak di Gualadaraja, Meksiko. Peluru dari pistol Guzman menewaskan Kardinal dan Uskup Agung Guadalaraja Juan Jesus Posadas Ocampo yang saat itu berada di lokasi. Kematian Ocampo memicu amarah publik dan memaksa pemerintah memburu Guzman dan kartel-kartel lainnya.
Guzman kemudian tertangkap pada 1993 dan langsung diekstradisi ke Meksiko. Ia melarikan diri dari penjara pada 2001 dengan menyuap petugas penjara. Tiga tahun kemudian, ia kembali ditangkap dan dijebloskan ke penjara dengan tingkat pengamanan maksimum. Pada Juni 2015, Guzman kembali kabur lewat terowongan bawah tanah hingga tertangkap enam bulan setelahnya pada Sabtu lalu.
BBC | VINDRY FLORENTIN