TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Kelompok militan Malaysia yang bersembunyi di daerah selatan Filipina berencana membentuk faksi resmi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di Asia Tenggara. Penggagasnya sebanyak tiga orang dan kini diburu aparat keamanan pemerintah Malaysia.
Faksi ISIS tersebut hendak menggabungkan anggota dari Malaysia, Indonesia dan Filipina. Di dalamnya ada ada anggota Jemaah Islamiyah dan Abu Sayyaf. Tiga prang penggagas itu adalah, mantan dosen Universitas Malaya Mahmud Ahmad dan dua rekannya, pemilik toko barang Mohd Najib Husen dan Muhammad Joraimee Awang Raimee, mantan karyawan dewan lokal.
Seperti dilaporkan The Star, mereka dikatakan telah bersama memperjuangkan cita-cita membentuk ISIS sejak April tahun lalu. Kepala Divisi Khusus Kontra Terorisme Malaysia Komisaris Ayob Khan Mydin Pitchay mengatakan, Mahmud, yang berada dalam daftar orang paling dicari di Malaysia, tidak puas dengan hanya berpartisipasi dalam Abu Sayyaf.
Mahmud, menurut Ayob Khan, ingin membentuk Kelompok ISIS di Asia Tenggara. "Dia telah melakukan bai'ah atau sumpah setia untuk membentuk sel Negara Islam di Asia Tenggara," kata Ayob seperti dikutip dari laman Straitstimes, 15 November. "Mahmud telah melakukan perjalanan ke Suriah dan bersumpah di depan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi."
Ayob menambahkan, Mahmud pernah dilatih pasukan tempur Al-Qaeda di Afghanistan pada akhir 1990-an. Mahmud mengggunakan jabatan sebagai dosen di sebuah perguruan tinggi swasta untuk merekrut anggota.
Mahmud alias Abu Handzalah dikhawatirkan akan menyatukan sel teror di wilayah Asia Tenggara. Jika itu terwujud, maka wilayah ini akan menghadapi banyak bahaya. Selain Jemaah Islamiyah dan Abu Sayyaf, kelompok teror lainnya di kawasan Asia Tenggara adalah Tanzim Al-Qaeda, Kumpulan Mujahidin Malaysia dan Darul Islam Sabah.
Sumber di militer Filipina mengatakan tiga militan Malaysia itu telah menjadi target utama operasi. Kriminolog P. Sundramoorthy kepada The Sunday Times mengatakan bahwa upaya tiga militan Malaysia membentuk kelompok teror, menyatukan negara-negara di Asia Tenggara, adalah fakta bahwa mereka tidak mampu untuk mendapatkan dukungan yang cukup dari tiap negara. Untuk membendung pertumbuhan kelompok teror tersebut, Sundramoorthy menegaskan upaya internasional diperlukan mengatasi kelompok ini.
STRAITSTIMES | MECHOS DE LAROCHA