TEMPO.CO, Jakarta – Taiwan mengharapkan pertemuan antara Presidennya, Ma Ying-jeou dan Presiden Cina Xi Jinping akan memperluas hubungan bilateral negeri itu dengan seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia.
Dalam pertemuan bersejarah dan tampak penuh keakraban di negara ‘netral’ Singapura, Sabtu lalu, kedua pemimpin yang saling menyapa tanpa sebutan resmi “presiden”. Pertemuan berlangsung transparan dan terbuka.
“Hal ini bisa dilihat para pengambil keputusan, tidak saja Indonesia tapi seluruh dunia, betapa para pemimpin berjabat tangan dan menyelesaikan perbedaan, membuat rencana untuk masa depan,” kata Kepala Perwakilan Kantor Perdagangan dan Ekonomi Taiwan (TETO) di Jakarta, Liang-Jen Chang kepada wartawan di kantornya, 9 November 2015.
“Banyak pemerintahan di dunia yang tidak punya hubungan diplomatik bisa melihat bahwa jika mainland (Cina) dengan Taiwan bisa mengembangkan hubungan baik, ini akan bagus juga untuk memperluas hubungan bilateral Taiwan di seluruh dunia,” tambah dia sambil mengingatkan konsensus 1992, yang membebaskan siapa saja untuk menafsirkan satu Cina.
Chang juga menuturkan pertemuan itu bisa membuka lebih banyak kesempatan negaranya untuk berpartisipasi dalam isu-isu global, seperti lingkungan, kesehatan, perubahan iklim dan penerbangan. “Taiwan belum dapat berpartisipasi dalam UNFCC (Konvensi PBB soal Perubahan Iklim), juga di penerbangan,” kata Chang. Padahal negeri itu juga punya keprihatinan yang sama dengan negara-negara lain di dunia terkait perubahan iklim.
Chang juga mengharapkan perkembangan hubungan antara Indonesia dan Cina, bisa berdampak paralel terhadap hubungan Indonesia dan Taiwan.
“Kami berharap Indonesia juga akan membangun hubungan paralel antara Cina dan Taiwan, tidak ada konflik,” kata dia. Ketika ditanya apakah ada kemungkinan kunjungan Presiden Ma ke Indonesia, Chang menyatakan yang terbaik dia harapkan adalah meningkatkan hubungan ekonomi, perdagangan, pertanian, budaya, pendidikan, akuakultur dan investasi dengan Indonesia.
Menurut data TETO, total perdagangan bilateral antara Taiwan dan Indonesia pada mencapai US$ 11,2 miliar. Dengan ekspor Indonesia ke Taiwan mencapai US$ 7,38 miliar. Pada periode Januari-Juli 2015 saja, nilai perdagangan sudah mencapai US$ 5,75 miliar. Adapun investasi Taiwan di Indonesia pada musim pertama 2015 mencapai US$ 17 miliar.
Jumlah pekerja Indonesia di Taiwan hingga Agustus 2015 mencapai 236.687 orang, sedangkan mahasiswa Indonesia di sana 3.455 orang. Sedangkan jumlah wisatawan Indonesia ke Taiwan mencapai 182.704 orang, sebaliknya turis Taiwan ke Indonesia mencapai 170.301 pada 2014.
NATALIA SANTI