TEMPO.CO, Teheran - Garda Revolusi Iran menyalahkan Arab Saudi menyusul serangan teroris pertama militan ISIS dalam penembahan gedung parlemen yang telah menewaskan 17 orang pada Rabu lalu.
Baca: Iran Tolak Ucapan Duka Presiden Donald Trump
"Serangan teroris ini, terjadi sepekan setelah Presiden Amerika Serikat (Donald Trump) mengunjungi Arab Saudi dan menunjukkan aliansi kedua negara," kata Wakil Ketua Dewan Keamanan Iran, Reza Seifollhai.
Dalam perkembangan terbaru serkait serangan di gedung parlemen Iran dan kompleks makam Ayatullah Khomeini, Seifollhai mengatakan bahwa pihaknya telah mengantongi identitas pelaku yang dikatakan merupakan warga negara itu yang teradikalisasi ISIS.
"Mereka berasal dari Iran dan bergabung militan ISIS," katanya, seperti yang dilansir CNN pada 8 Juni 2017.
ISIS mengaku mendalangi insiden tersebut yang melibatkan serangan kelompok bersenjata dan pembom bunuh diri yang menargetkan Parlemen Iran pada Rabu.
Baca: Detik-detik Penembakan Gedung Parlemen Iran
Insiden serangan itu terjadi ketika empat penyerang bersenjata memasuki area parlemen pada waktu pagi dan mulai melepaskan tembakan. Seorang dari penyerang kemudian meledakkan diri ketika anggota keamanan Iran mengepung gedung itu.
Tak lama kemudian, jaringan ISIS lainnya menyerang ke kompleks makam Ayatullah Khomeini, yang berjarak 25 kilometer dari gedung parlemen di Teheran.
Sebanyak 40 korban juga dilaporkan terluka dalam penembakan gedung parlemen dan serangan di makam Khomeini di Iran itu.
REUTERS | GUARDIAN | CNN | YON DEMA