TEMPO.CO, Washington –Amerika Serikat meminta negara-negara Teluk bersatu, menyusul aksi Arab Saudi dan tujuh negara lain yang memutus hubungan diplomatik dengan Qatar, Senin lalu.
"Kami tentu akan mendorong semua pihak untuk duduk bersama dan mengatasi perbedaan ini," kata Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerso, seperti yang dilansir Al Jazeera Senin 5 Juni 2017.
Baca: Arab Saudi Cs Putuskan Hubungan Diplomatik, Qatar Murka
Pernyataan Tillerson disampaikannya di sela-sela kunjungan ke Austrlia. Ia juga menyatakan bahwa Amerika Serikat siap membantu menengahi masalah tersebut.
"Jika ada peran yang bisa kita mainkan dalam hal membantu mereka mengatasinya, kami siap membantu," ujar Tillerson.
Menurutnya pecahnya hubungan antara negara-negara Teluk itu memiliki dampak signifikan pada perjuangan terpadu melawan terorisme di wilayah tersebut atau secara global.
Arab Saudi, Bahrain dan UEA juga menuding Qatar mendukung terorisme dan ikut campur urusan dalam negeri negara lain, yakni Bahrain. Kementerian Luar Negeri Bahrain memberikan waktu 48 jam bagi para diplomat Qatar untuk hengkang dari wilayahnya.
Pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar itu bermula dari unggahan kantor berita Qatar yang memuat komentar dari Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, sekitar dua pekan lalu.
Emir Qatar itu mengkritik kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Iran. Dia juga menyanjung negara Syiah tersebut sebagai kekuatan Islam.
Saudi, Bahrain, Mesir, dan UEA yang merasa Iran merupakan musuh bebuyutan, langsung memblokade media-media Qatar, termasuk Al Jazeera.
Baca: Empat Dampak Pemutusan Hubungan Diplomatik Saudi dengan Qatar
Pemerintah Qatar mengklaim berita kontroversial itu muncul karena kantor berita mereka telah diretas dan meminta semua pihak untuk tenang.
Pengakuan Qatar itu tak membuat negara-negara tetangganya percaya. Ketegangan di negara-negara Teluk dan sekitarnya itu akhirnya pecah kemarin. Bahrain, Arab Saudi, Mesir, UEA, Yaman, pemerintah Libya wilayah Timur, Maladewa dan Mauritius, menuding Qatar mendukung terorisme.
Qatar menampik semua tudingan tersebut. Kementerian Luar Negeri Qatar menyebut jika tudingan itu tidak masuk akal dan tidak berdasar.
Insiden pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar pernah terjadi pada 2014 ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain memanggil pulang Duta Besar mereka dari Qatar. Alasannya, ketiga negara itu menuding Qatar mendukung Presiden Mesir terguling, Mohamad Mursi dan kelompok terlarang Ikhwanul Muslimun.
BBC | AL JAZEERA | YON DEMA