TEMPO.CO, Washington - Senator Partai Republik dari Kentucky, Rand Paul, menentang serangan Amerika Serikat ke Suriah yang dilancarkan pada Kamis petang waktu setempat, 6 April 2017.Presiden Trump seharusnya lebih dulu membahasnya di Kongres baru kemudian mendeklarasi perang secara resmi.
Sikap Senator Paul itu disampaikan sesaat setelah Petangon mengumumkan bahwa AS menembakkan lebih dari 50 misil Tomhawk ke pangkalan militer Suriah.
Baca juga: Amerika Serikat Gempur Suriah, Dituding Gunakan Senjata Kimia
"Kita semua memang mengutuk kekejaman di Suriah, namun Amerika Serikat tidak perlu melakukan serangan. Presiden membutuhkan otorisasi Kongres untuk aksi militer seperti yang dipersyaratkan oleh konstitusi. Saya memanggil beliau datang ke Kongres untuk melakukan perdebatan," kata Paul yang pernah bersaing dengan Trump maju jadi calon presiden dari Republik pada 2016.
Sebelumnya pada Kamis, 6 April 2017, Senator Brian Kilmeade mengatakan kepada Fox News Radio bahwa dia meragukan kemampuan Presiden Trump mengubah Suriah melalui serangan militer.
Baca juga: Serangan Gas Beracun di Suriah, Korban Tewas Jadi 100 Orang
"Jika dia memutuskan melakukan sesuatu di Suriah, dia akan datang ke Kongres dan meminta mendeklarasikan perang. Setelah itu Kongres akan melakukan voting. Saya menentang perang ilegal dan inkonstitusional," ucapnya.
Paul menambahkan, serangan AS akan membuat situasi di Suriah kian buruk.
Menurut pejabat Pentagon yang tak bersedia disebutkan namanya kepada kantor berita Reuters, serangan AS itu sengaja dilakukan untuk membayar dosa Suriah yang menggunakan senjata kimia.
Suriah dituding oleh AS menggunakan senjata kimia ketika melakukan serangan Kota Khan Sheikhoun di Provinsi Idlib, Selasa pekan lalu. Akibat serangan tersebut, kata Syrian Observatory for Human Rights, sedikitnya 86 orang termasuk 27 anak tewas.
BREITBART | CHOIRUL AMINUDDIN