TEMPO.CO, Brisbane—Gordon Douglas Chalmers, dosen hukum di Queensland University of Technology di Brisbane, Australia, didakwa 931 tuntutan kejahatan terhadap anak karena mengaku sebagai Justin Bieber di Online.
Seperti dilansir The Independent, Kamis 9 Maret 2017, Chalmers, 42 tahun menghadapi ratusan dakwaan termasuk pemerkosaan, perlakuan tidak senonoh terhadap anak-anak hingga membuat materi pornografi anak-anak.
Baca: Mengaku Justin Bieber, Pria Ini Kumpulkan Foto Porno
Polisi Queensland mengatakan ia menggunakan Facebook dan Skype untuk menipu anak-anak penggemar penyanyi asal Kanada, Justin Bieber.
Dengan mengaku sebagai Bieber, Chalmers memaksa para korban untuk mengirimkan foto-foto tak senonoh mereka kepada dirinya.
Detective Inspektur Jon Rouse dari satuan tugas anti-kejahatan anak Queenland atau Argos mengatakan penyelidikan ini menunjukkan rentannya anak-anak saat menggunakan sosial media.
“Fakta bahwa anak-anak berpikir mereka sedang berbicara dengan sang artis langsung, menunjukkan bagaimana kita sebagai masyarakat harus mengajarkan mereka tentang berselancar secara aman di dunia maya,” kata Rouse.
Chalmers berhasil ditangkap berkat informasi dari otoritas Amerika Serikat dan Jerman.
Sebenarnya ia telah didakwa dengan sejumlah pasal termasuk kepemilikan benda berbahaya oleh polisi Queensland. Namun ratusan dakwaan ini ditambahkan setelah polisi menyusuri data di komputernya.
“Ini adalah temuan kejahatan komputer terbesar sejak 2007,” demikian pernyataan kepolisian Queensland.
Korban Chalmers tak hanya di Australia, sebanyak 157 korbannya tersebar di seluruh dunia. Sedikitnya 20 korban berasal dari Inggris dan 50 lainnya berasal dari Amerika Serikat.
THE INDEPENDENT | BUSINESS INSIDER | THE BRISBANE TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI