TEMPO.CO, Ankara – Polisi Turki menahan lebih dari 800 orang yang diduga memiliki hubungan dengan kelompok militan Kurdi.
”Penahanan itu dilakukan setelah petugas keamanan melakukan operasi di 37 provinsi dan menciduk 837 orang,” kata polisi, Selasa, 14 Februari 2017, sebagaimana disiarkan kantor berita Anadolu.
sebelumnya, seperti ditulis Anadolu, kepolisian Turki menerima informasi intelijen bahwa kelompok terlarang Partai Pekerja Kurdi (PKK) akan melakukan penyerangan pada 15 Februari 2017, sekaligus untuk memperingati penahanan pemimpin PKK, Abdullah Ocalan, pada 1999.
”Dari hasil operasi keamanan tersebut, polisi menyita 2 senapan laras panjang Kalashnikovs, 11 pistol, serta 15 senjata laras panjang berikut peluru tajam dari para tersangka,” kata polisi.
Operasi keamanan itu dilakukan menjelang persiapan Turki menggelar referendum pada 16 April 2017 untuk menggantikan sistem pemerintahan dari parlementer menjadi presidensial demi memperkuat posisi Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Referendum itu akan diadakan di saat negara menyatakan dalam kondisi darurat setelah terjadi percobaan kudeta pada Juli 2016.
Partai Demokratik Rakyat pro-Kurdi (HDP) mengatakan rahasia besar-besar yang dilakukan kepolisian Turki itu sengaja untuk melemahkan posisi mereka.
”Tujuan pokok dari operasi ini adalah mengadakan referendum tanpa keikutsertaan HDP,” kata pengurus partai dalam sebuah pernyataan.
ALJAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN