TEMPO.CO, TOKYO - Jepang menarik duta besarnya dari Korea Selatan, Yasumasa Nagamin, dan konsulat jenderal di Busan, menyusul pendirian patung memperingati perempuan Korea Selatan yang dipaksa menjadi pemuas nafsu tentara Jepang pada Perang Dunia II.
Menteri kepala kabinet Jepang, Yoshihide Suga, seperti dilaporkan Reuters Jumat 6 Januari 2017, menegaskan pendirian patung para perempuan, yang dikenal di Indonesia sebagai “Jugun ianfu” itu, sangat menyinggung mereka. “Kami menuntut patung itu diturunkan.”
Saking marahnya, Suga mengatakan Jepang akan menunda pertemuan pejabat tinggi ekonomi kedua negara. Jepang, Suga menambahkan, juga akan menunda pertemuan ihwal pembicaraan mata uang dengan Korea Selatan.
Patung “jugun ianfu” ini dipasang oleh para aktivis Korea Selatan di Busan. Semula, pemerintah Kota Busan sempat menurunkan patung tersebut. Namun, kunjungan sejumlah petinggi Jepang ke kuil pahlawan perang yang diyakini sebagai penjahat perang bagi negara sekitar, membuat pemerintah Busan marah. Mereka pun membiarkan para aktivis memasang kembali patung tersebut.
Istilah “jugun ianfu” atau perempuan muncul saat Jepang melakukan invasi militer ke sejumlah negara tetangga, dan negara Asia lainnya termasuk Indonesia. Aktivis Korea Selatan menyebut setidaknya ada 200 ribu perempuan di Negara Ginseng yang menjadi korban perbudakan seksual Jepang selama masa perang.
REUTERS | CHANNEL NEWSASIA | SITA PLANASARI AQUADINI