TEMPO.CO, Teheran - Indonesia dan Iran sepakat meningkatkan kerja sama untuk memerangi radikalisme. Pembicaraan itu dibahas dalam lawatan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Zulkifli Hasan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani di Teheran, Selasa sore, 6 Desember 2016.
"Presiden Rouhani mengajak Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dalam upaya memberantas terorisme dan radikalisme serta memberikan gambaran Islam sebagai agama yang toleran," kata Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Teheran lewat rilis yang diterima Tempo, 7 November 2016.
Presiden Rouhani menyambut baik kunjungan Ketua MPR RI ke Teheran dan berharap kunjungan ini dapat memperkuat hubungan kedua negara, terutama kerja sama antar-parlemen.
Dalam sambutannya, Presiden Rouhani juga menyampaikan pentingnya peningkatan hubungan bilateral di segala bidang, termasuk hubungan antar-parlemen dan masyarakat kedua negara.
Di bidang ekonomi, Presiden Rouhani menekankan perlunya dukungan perbankan kedua negara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan.
Berdasarkan kabar yang dilansir kantor berita Iran, Tasnim News, Presiden Rouhani berkeinginan untuk memperluas hubungan perdagangan dan kerja sama lebih kuat dalam industri minyak, gas, dan proyek-proyek rekayasa (engineering). "Sebagai bagian dari upaya memenuhi target perdagangan bilateral US$ 2 miliar, perusahaan Iran dan Indonesia bisa bekerja sama di sektor industri gas dan minyak," kata Rouhani seperti dilaporkan Tasnim News.
Sementara Ketua MPR RI dalam sambutannya menyatakan Indonesia selalu mengutamakan prinsip saling menghormati dan kerja sama antar-penganut agama.
"Kerja sama harus mengedepankan persamaan, bukan perbedaan. Karena itu, sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar, Indonesia siap menjalin kerja sama, terutama dengan negara-negara muslim, untuk memerangi radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan Islam," kata Zulkifli seperti disampaikan dalam rilis KBRI Teheran.
Lebih lanjut, Zulkifli berharap hubungan politik kedua negara yang telah terjalin dengan baik dapat menghasilkan kerja sama yang lebih konkret, khususnya di bidang ekonomi dan perdagangan.
Pada Mei lalu, Iran meneken kesepakatan dengan Indonesia untuk menjual 80 ribu ton gas alam cair (LPG).
Sementara pada Juni lalu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Wiratmaja Puja mengatakan Pertamina berencana menandatangani kesepakatan membeli saham di blok gas dan minyak di Iran.
NATALIA SANTI | TASNIM NEWS