TEMPO.CO, Ankara - Kepala Staf Angkatan Bersenjata Turki Jenderal Hulusi Akar mengatakan jumlah korban tewas dalam upaya kudeta pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan bertambah. Kabar tersebut dilansir pula oleh kantor berita Anadolu milik pemerintah Turki.
“Jumlah korban tewas dalam kudeta sekitar 90 orang,” katanya seperti dikutip USA Today, Sabtu, 16 Juli 2016.
Akar juga mengatakan jumlah orang yang terluka dalam kekacauan semalam di Turki bertambah. Saat ini tercatat ada 1.154 orang yang terluka. Mereka telah diselamatkan dalam sebuah operasi di pangkalan udara di luar Ibu Kota Ankara.
Saat terjadi percobaan kudeta, penerbangan di Bandara Istanbul telah dibatalkan. Sebab, kondisi tidak aman karena terdapat jet militer di Turki yang terbang rendah di atas kota. Selain itu, terjadi pemblokadean dua jembatan yang membentang di Selat Bosporus yang memisahkan sisi Eropa dan Anatolia dari Istanbul.
Bahkan kantor berita Turki, Dogan, melaporkan terjadi penembakan oleh tentara terhadap orang yang mencoba menyeberangi jembatan Bosporus hingga mengakibatkan orang tersebut terluka. Kudeta tampaknya meningkat dengan cepat hingga merebut stasiun televisi untuk konfrontasi bersenjata antara loyalis dan kerumunan pendukung pemerintah dengan kelompok militer yang menamakan dirinya Perdamaian di Dewan.
Kemudian sebuah helikopter militer tampak menembaki sebuah bangunan markas polisi pasukan khusus Turki di Ankara. Dari Penembakan itu, sebanyak 17 polisi tewas. Baku tembak pun terjadi, sebuah militer Turki F-16 menembak sebuah helikopter Sikorsky dari langit. Perdana Menteri Turki Binali Yildirim pun memanggil semua legislator dalam pertemuan darurat pada Sabtu, 16 Juli 2016.
USA TODAY | DANANG FIRMANTO