TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan di Palma, Mallorca, Spanyol, menyidangkan Putri Cristina yang berada pada urutan keenam takhta Kerajaan Spanyol. Dia menjadi anggota keluarga kerajaan pertama yang diadili terkait dengan kasus hukum.
Perempuan berusia 50 tahun ini terancam 8 tahun penjara jika terbukti bersalah oleh panel yang beranggotakan tiga hakim. Dia dituduh menjadi kaki tangan penggelapan dan pencucian uang yang diduga melibatkan suaminya dan 16 terdakwa lainnya.
Cristina, yang telah kehilangan gelarnya sebagai Duchess of Palma, tiba di pengadilan pada Senin, 11 Januari 2016 bersama suaminya, Inaki Urdangarin.
Sang putri duduk di belakang ruang sidang darurat di sekolah administrasi publik di Palma. Suaminya duduk di baris yang sama, tapi aturan pengadilan mencegah mereka duduk bersama.
Setelah sidang dimulai, pengacara sang putri meminta hakim menutup kasus terhadap dirinya karena tidak didukung jaksa penuntut umum.
Pembelanya berpendapat bahwa satu-satunya tuduhan terhadap sang putri telah dibuat secara pribadi oleh kelompok antikorupsi Manos Limpias (Clean Hands).
Baca Juga:
Namun pengacara Manos Limpias, Virginia Lopez Negrete, berpendapat kasus pribadi tersebut juga memiliki legitimasi seperti penuntut umum.
Seperti dilansir BBC pada 11 Januari 2016, Putri Cristina bersama suaminya menolak segala tuduhan. Pasangan ini telah dikaruniai empat orang anak. Inaki Urdangarin, yang merupakan mantan pemain bola tangan Olimpiade, jika terbukti bersalah, bisa terkena hukuman 19 tahun penjara.
Hakim Jose Castro menyelidiki tuduhan korupsi terhadap Urdangarin sejak 2010. Manos Limpias, kelompok penekan sayap kanan, mengajukan gugatan terhadap Cristina dan suami atas dugaan penggelapan pajak dan pencucian uang.
Urdangarin dan mantan mitra bisnisnya dituduh menggelapkan dana publik senilai 5,6 juta euro atau sekitar Rp 85 triliun melalui Noos Institute, sebuah yayasan amal yang ia pimpin.
Cristina adalah anggota dewan Noos, dan bersama suaminya bersama-sama memiliki perusahaan lain, Aizoon, yang diduga sebagai kedok pencucian dana tersebut.
BBC | YON DEMA