TEMPO.CO, Los Angeles - Seorang tersangka penembakan di San Bernardino tewas tertembak polisi yang mengejarnya. Satu orang lagi berhasil ditangkap. Saat itu, kendaraan SUV hitam yang dikendarai para tersangka berusaha kabur dan terjadi baku tembak dengan polisi. Mobil SUV tersebut dipenuhi lubang bekas tertembus peluru.
Sersan Vicki Cervantes, juru bicara Departemen Polisi San Bernardino, mengatakan tembakan dilepaskan dan seorang tersangka ditembak hingga tewas. Namun, Cervantes tak bersedia memberi keterangan lebih lanjut.
Beberapa laporan media lokal, yang mengutip beberapa sumber lain polisi, menyatakan semua tersangka kini dilumpuhkan dan sebagian ditahan. Satu kendaraan SUV warna gelap digeledah polisi setelah penembakan tersebut, demikian laporan Xinhua.
Sebelumnya, polisi mengatakan tiga tersangka pelaku penembakan berkeliaran. Polisi melakukan penggeledahan dari ruangan ke ruangan di Inland Regional Center Building, tempat penembakan terjadi. Ada ratusan orang di dalam bangunan tersebut ketika penembakan terjadi dan kebanyakan dari mereka keluar gedung tanpa cedera.
Asisten Direktur FBI David Boudich mengatakan masih belum jelas apakah penembakan itu adalah serangan teror atau bukan. Identitas dan alasan pelaku penembakan masih diselidiki.
Departemen Kepolisian San Bernardino menerima laporan mengenai beberapa penembakan pada Rabu, 2 Desember 2015, pukul 10.59, waktu setempat.
Para tersangka pelaku penembakan membawa senjata laras panjang dan mengenakan topeng serta kemungkinan memakai pakaian antipeluru. Mereka menyerbu ke dalam satu ruang konferensi yang disewa Departemen Kesehatan San Bernardino untuk menyelenggarakan pesta buat pegawainya. Para tersangka pelaku penembakan mulai melepaskan tembakan. Sebanyak 14 orang tewas dan puluhan mengalami luka-luka.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama meminta pejabat keamanan segera bertindak. "Kita tak pernah boleh berpikir ini adalah sesuatu yang cuma terjadi dalam peristiwa biasa, sebab itu tak terjadi dengan frekuensi yang sama di negara lain," kata Obama.
Obama juga menyerukan pengawasan lebih ketat atas senjata, setelah penembakan di Colorado pada Jumat, 27 November lalu, yang menewaskan tiga orang.
ANTARA